"Saya Lolita." Senyumnya mengembang lagi. Kemudian tangannya terulur, memanggil pelayan dan kudengar dia memesan hot chocolate. "Sore-sore gini, kayaknya enak. Ya kan, Tata?" "Ada apa?" Meski aku nggak tahu niat kedatangan perempuan ini, tetapi aku kira dia nggak mungkin cuma kebetulan mampir. Entah dari mana dia tahu aku berada di sini, yang justru kutakutkan adalah kabar mengenai Mas Agra darinya. "Waw. Kamu nggak suka basa-basi ya? Oke. Saya suka itu." Jemarinya membenarkan rambut ke belakang telinga. "Kamu jatuh cinta sama Mas Agra, Tata?" Aku seharusnya sudah bisa memprediksi ini agar tak terlalu terkejut. Namun, yang ada sekarang malah jantungku nyaris lepas. Dia tenang, seperti danau, tetapi aku malah takut tenggelam. Dan, tak ada yang bisa menolongku di sekitaran sini. Tak ada