Some Two

1436 Words
"Ya! Han, bangun!" teriak Deeva menggoyangkan tubuh Reyhan yang masih tertidur nyenyak di ranjang besar miliknya. Kamar Reyhan berseberangan langsung dengan kamarnya, terlihat maskulin dengan poster-poster pemain basket terkenal. Di nakas yang ada di sisi ranjang terdapat jam weker dan juga figura berisi foto mereka dari kecil hingga remaja, Hadiah ulang tahun darinya tahun lalu. Deeva mendengus, lalu menggelengkan kepala kesal saat melihat Reyhan bergumam tak jelas tentang betapa bagusnya badan wanita-wanita yang ada di mimpinya. "Dasar Playboy kutu kupret," desis Deeva geli.  "Han, Sumpah jijik. Lo mimpi apaan sih? Mimpi m***m ya, Lo? Han BANGUN!" terikan Deeva, lalu tersentak saat Reyhan mengambil tangan lalu menciumi punggung tangannya sembari menggumamkan pujian - pujian yang membuat Deeva berdegik ngeri. "GUE BILANG BA... HYA!!" pekik Deeva keras saat merasakan Reyhan menarik tangannya sehingga membuat Deeva terjatuh ke ranjang. Hampir saja menimpa tubuh Reyhan, namun dengan cukup Kuat, tangannya menahan tubuhnya. "Han, Ap-Apa-apaan, sih. Ng-gak lucu," ucap Deeva gugup saat Reyhan kembali menarik tubuhnya dan dengan cepat merubah posisi sehingga membuat posisi Deeva di atas ranjang dan Reyhan berada di atas tubuhnya berusaha menindihnya. Mata Reyhan yang terlihat bangun tidur terlihat seksi. Deeva menggelengkan kepala membuat pemikiran menjijikkan itu, namun terus merapatkan tubuhnya saat merasakan Reyhan menaikkan salah satu kakinya ke ranjang dengan keda tangan yang berusaha mengurung tubuhnya. Tubuh Deeva menegang, dia mulai berontak meminta Reyhan agar melepaskannya. Wajah Deeva terlihat memerah saat matanya tanpa sengaja menatap tubuh Reyhan polosnya yang tanpa sehelai kainpun. Otot perutnya mulai terlihat dengan otot bisep dan trisep yang memenuhi lengannya dengan kadar yang pas membuatnya terlihat begitu seksi. Matanya menerjab beberapa kali seolah terpesona dengan pemandangan yang tak pernah dia lihat sebelumnya. "Kenapa? Terpesona?" ucap sinis Reyhan saat melihat Deeva terpaku  "Loe apa-apaan sih. Lepas nggak?!" teriak Deeva mulai meronta. saat Reyhan semakin mengungkung tubuhnya. "HAN!" pekiknya merasakan tangan Reyhan mulai mencekal kedua tangannya lalu menahannya di kedua sisi tubuh Deeva. Kaki satunya yang awalnya menahan tubuhnya ikut naik ke atas ranjang. Tubuhnya berada di atas tubuh Deeva dengan kedua lutut menahan tubuhnya. "Kamu harus diberi pelajaran karena masuk kamar cowok tanpa permisi," ucap Reyhan dengan suara serak membuat tubuh Deeva menegang.vWajahnya kembali memerah. Ia merasakan jantungnya berdetak tak normal. Deeva merasakan waktu berhenti saat merasakan Reyhan mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Deeva. Suasana menjadi begitu hening. Pendengaran Deeva pekak seakan tak mendengar apapun selain detak jantungnya yang berlomba. Napas Deeva tercekat saat merasakan hembusan napas Reyhan mendekati wajahnya. "Booo..." Kejut Reyhan kepadanya, lalu melepaskan cekalan tangannya."Haha..Haha..Haha" tawa Reyhan mengelegar ke seluruh penjuru kamar. Ia menjauhkan tubuhnya dari tubuh Deeva lalu tertawa terbahak melihat wajah merah sahabatnya it "Seharusnya loe lihat wajah merah merona lo itu. Ha ha ha.. Sumpah lucu banget." Reyhan tertawa sembari memegang perutnya geli melihat wajah Deeva yang merah padam. Membuat Deeva bergegas berdiri, merapikan pakaiannya yang sedikit tersingkap,  'Dee, sakit!" Ronta Reyhan saat Deeva mulai mencubit perut kotak-kotak Reyhan lalu ia pelintir. Tangan kanannya mengambil bantal lalu mulai memukuli tubuh Reyhan tanpa ampun. "Rasain ini!" bentak Deeva memukul tubuh proporsional Reyhan. 'Dee... Ampun, sorry tadi cuma bercanda." Ronta Reyhan mencoba menghalau pukulan-pukulan Deeva yang semakin menjadi-jadi. Wajahnya memerah bukan hanya karena malu, namun juga karena kesal mendapat perlakuan seperti itu dari cowok menyebalkan ini  "Lo nyebelin!" teriak Deeva memukul keras badan Reyhan sehingga bantal yang ia gunakan terlempar. "Cepetan mandi, udah ditunggu Mommy sama Daddy. Sekarang!!" teriak Deeva berjalan cepat menuju pintu keluar. "Gue tau lo mupeng ngelihat body gue kan? Hahaha" ledek Reyhan sembari kembali tertawa. "Bodo!" teriaknya sebelum menutup pintu kamar Reyhan dengan keras. Tawa Reyhan perlahan memudar, dia menarik napasnya dalam sembari mengusap rambutnya kasar. Debaran jantungnya sedari tadi seperti berlomba saat melihat mata abu-abu cantik milik Deeva menatap matanya yang baru saja terbuka. "Shit." Hardik Reyhan menyadari sesuatu dalam dirinya bergejolak. Bergegas dia berjalan menuju kamar mandi dan membuang pikiran kotornya itu. *** Deeva berjalan menuju ruang makan rumahnya sambil mendumel mengingat kelakuan menjijikkan yang dilakukan sahabatnya tadi. Entah mengapa melihat bentuk tubuh Reyhan tadi membuat jantungnya sedikit berdesir. Ini pertama kalinya ia melihat Reyhan terlihat sebagai laki-lagi sesungguhnya, bukan hanya tetangga masa kecil yang selalu menghabiskan hari dengannya. "Loh kak, Reyhan mana?" tanya Rani saat melihat Deeva berjalan sembari menghentakan kakinya kesal. Dia berjalan menuju kursinya lalu menghempaskan tubuhnya kasar, "Tuh kebo baru mau mandi kali, Mom," decak Deeva kesal. "Kalo dia kebo lo apa? Sapi?" celetuk Revan -Adik kandungnya yang sangat menyebalkan itu membuat Deeva mengacungkan kepalan tangannya/ "Lo kambingnya," balas Danira mencoba menolong Deeva. Deeva menatap adik sahabatnya yang sudah duduk manis di depan Revan, mencibir ke arah adik bungsu yang juga musuh bebuyutannya itu. Dia mengacungkan jempol ke arah Danira yang tertawa.  Deeva mendengus kesal saat mendengar suara langkah kaki dari manusia menyebalkan itu yang berjalan cepat ke arah meja makan. Dia mendelik, masih kesal mengingat tingkah menyebalkan Reyhan yang menggodanya tadi. "Pagi, Tante ..." sapanya mengecup pipi Mama sahabatnya yang sedang menuangkan nasi goreng untuk Papa Deeva. "Pagi, sayang... Duduk," balas Rani ramah tersenyum simpul melihat sahabat anak perempuannya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. Deeva berdecak kesal saat melihat Reyhan duduk di depannya. Pagi ini memang jadwal Reyhan dan Danira untuk sarapan di rumahnya. Mama Reyhan sedang sibuk di rumah sakit sehingga kedua anak mereka menumpang sarapan di rumahnya seperti Deeva dan Revan yang sering menumpang makan malam di rumah Reyhan. "Kamu jadi KKN di perusahaan suaminya Tante Tari?" tanya Alfian melipat korannya lalu menatap Reyhan yang sedang manyantap nasi gorengnya. "Jad...hfft. uhuk... uhuk" "Jorok lo, ah," desis Deeva menyodorkan air putih ke arah Reyhan yang tersendak saat ingin menjawab pertanyaan Alfian. "Thank you," balas Reyhan seraya memamerkan senyum menawannya yang entah mengapa membuat pipi Deeva kembali merona Deeva terdiam. "Ini kenapa?" batinnya dalam hati. Tangannya tanpa terasa memegang d**a kirinya yang tiba-tiba berdebar kencang. Matanya memandang ke arah Reyhan yang sedang berbincang santai dengan Daddy nya. Dengan cepat, Deeva menggelengkan kepalanya menghilangkan pikiran-pikiran anehnya tentang sahabatnya itu. Dia tak mungkin menyukai Reyhan. jantungnya yang berdebar begitu kencang hanya karena dia belum pernah melihat pria topless seumur hidupnya. Deeva terus merapalkan kata-lata itu di dalam hatinya "Lo kenapa? Kesambet?" celetuk Revan membuat Deeva menghentikan gelengannya lalu menatap kesal adik laki-lakinya ini. Rasanya ingin dia memutilasi tubuh Revan dan memberinya ke buaya yang ada di penangkaran.    ***** Deeva menatap Reyhan yang sedang mengendarai mobil miliknya. Sedari tadi debaran jantungnya tak mau berhenti. Ia menggelengkan kepala sebelum kemudian mengalihkan pandangan matanya menatap jalanan di sampingnya. Debaran jantungnya ini  karena ia sebelumnya tak pernah melihat tubuh pria dewasa secara langsung selain Daddy dan para om-om gantengnya.  Deeva melihat jam tangannya saat mobil Reyhan sudah sampai di parkiran area kampus, bergegas ia merapikan buku-buku dan tas selempangnya lalu membuka pintu mobil Reyhan "Adeeva Valerie Abiyaksa," panggil Reyhan dengan nada lembut membuat Deeva menghentikan aktivitasnya lalu menatap wajah sahabatnya itu dengan tatapan curiga. Tahu dengan apa yang cowok menyebalkannya ini inginkan jika sudah memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu. Reyhan mengulum senyumnya lalu mengangguk menatap Deeva. "Pinjam, ya? Mama belum ngasih uang saku," ucap Reyhan memelas. "Ini bukannya masih awal bulan. Uang saku lo kan lebih banyak daripada punya gue, kenapa udah habis?!" omel Deeva membuat Reyhan kembali cengengesan. "Jangan-jangan..." Reyhan tersenyum lalu mengangguk semangat, membenarkan apa yang Deeva pikirkan. "Sekarang apa lagi?!" pekik Deeva marah tak percaya.  "Calvin Klein. Aku udah order cuma duitnya masih kurang. Pinjam ya, Dee.." pintanya memelas. "Nggak Ada! Lu lagian sombong banget sih beli barang branded kayak gitu. Uang sekolah masih dibayarin sama orang tua lu juga! " teriak Deeva mencoba membuka pintu mobil Reyhan namun terkunci." HAN!!" pekiknya kesal membuka kasar pintu mobil Reyhan. Ia terlihat panik saat melihat teman-temannya mulai berlari memasuki ruangan saat mendengar bunyi bel masuk  "Nggak bakalan gue bukain, kalau lo belum ngasih yang gue pengenin," Ancam Reyhan. "Iya.. iya ...."  ucap Deeva panik sembari membuka dompetnya. " Segini cukup?" ucapnya menyodorkan beberapa lembar uang merah kepada Reyhan. "Cepetan buka!!" teriak Deeva membuat Reyhan bergegas membuka kunci otomatis mobilnya. "Thank you, ya Honey.." "Najis, lo!" teriak Deeva kesal membuat Reyhan terkekeh. Deeva mulai panik saat melihat teman-temannya mulai memasuki kelas. Dengan sedikit berlari ia memasukan dompetnya ke dalam tas selempang. Deeva terus berlari menuju kelasnya hingga tanpa sadar dompetnya terjatuh dan di temukan oleh seseorang.  ===== ========= ======= ======== ========= ===== === ==== ===== ========== ===== ========  Hai... ada yang pengen cerita ini berlanjut? Aku datang, akhirnya setelah beberapa bulan penuh perjuangn akhirnya bisa juga update.  Cerita ini bakalan panjang pake banget. . Tapi mudahan kalian nggak bakalan bosan saman keunyuan Friendship Couple ini.... Love you gaes, Semoga suka dengan ceritaku yang jarang menampilkan w*****k kayak cerita - cerita orang yang lain. Hope you enjoy it. Regard,  Mayya Mentari
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD