Pagi itu matahari bersinar cerah, secerah hati gadis itu. Dia sudah bangun sejak fajar menyingsing. Memulai hari dengan membantu Bi Murni melakukan pekerjaan rumah dan menyiapkan makan pagi. Minah terlihat begitu gembira, terbukti dengan senyum yang tak mau pudar dari bibirnya. Bi Murni pun sampai heran karenanya. Namun, wanita tua itu bernapas lega. Akhirnya keceriaan Minah bisa kembali seperti sedia kala. "Bi, semua sudah siap, kan? Tinggal membuat telur mata sapi ya?" tanya Minah seraya mengaduk nasi goreng. "Iya Nduk. Sudah hampir siap. Lagi pula hari ini tidak perlu membuat telur ceplok kok," jawab Bi Murni yang tengah membuat jus jeruk segar. "Loh, kok begitu?" tanya Minah. Minah heran karena telur mata sapi adalah menu wajib di sarapan pagi. "Non Rachel dan Den Radit kan ngg