When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah dari masjid, Farhan pulang dengan hati yang lebih tenang usai sholat dzuhur. Begitu juga dengan Karina yang sedikit lebih tenang usai sholat dhuhur. Keduanya mencoba saling mengerti dan memahami bahwa mereka tidak boleh bertengkar hanya karena permasalahan yang sama. Sebenarnya, Karina dan Farhan sudah sangat sering bertengkar karena kecemburuan Karina terhadap setiap wanita yang mencoba mendekati Farhan. Cukup susah bagi Farhan untuk membuat Karina percaya karena Farhan memiliki teman wanita di sekelilingnya. Farhan juga tidak mungkin memutus tali silaturahmi dengan teman-teman wanitanya. Sesampainya dirumah, Farhan melihat Karina melamun di lincak bambu yang terdapat di samping tempat ia membuat kerajinan tangan. Farhan berjalan pelan-pelan dan duduk disamping Karina. Farhan me