When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Saat tengah mengerjakan kerajinan tangan, Farhan melihat Syifa dan Karina pulang dengan wajah yang tak mengenakkan. Mereka seperti habis bertengkar atau mengalami kejadian yang buruk. Sesampainya mereka di rumah, Farhan langsung bertanya apa yang terjadi pada mereka. “Kalian kenapa sih kok pulang-pulang mukanya ditekuk kayak gitu. Ada apa?” tanya Farhan. “KESEL,” jawab Karina dan Syifa yang kompak sambil duduk di lincak bambu itu. “PMS kompakan, kesel juga kompakan. Kalian sebenarnya kenapa sih?” tanya Farhan. “Aku tuh kesel sama Bu Cici bang. Soalnya Bu Cici kalau ngomong gak pernah dipikir dulu, nyerocos aja! Iya kalau apa yang diomongin dia bener, lah kalau yang dia omongin salah kan jadinya fitnah bang. Pokoknya aku benci, benci, benci sama Bu Cici. Dari dulu Bu Cici suka banget ng