When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah melihat Syifa berhenti berbicara dengan teman tak kasat mata, Farhan, Karina, dan Mika turun untuk menemuinya. Farhan meminta Syifa untuk tidak lagi berbicara atau bahkan berteman dengan makhluk gaib. Hal ini karena Farhan takut makhluk tersebut memberi pengaruh buruk dalam kehidupan Syifa. “Syifa, pokoknya mulai sekarang Abang gak mau lagi kamu ngomong atau bahkan temenan sama jin,” ucap Farhan. “Lho bang Farhan sejak kapan pulangnya?” tanya Syifa. “Tuh kan abang udah pulang dari tadi aja kamu sampe gak sadar. Ini pasti gara-gara kamu temenan sama jin,” ucap Farhan. “Siapa juga sih yang temenan sama jin bang. Dia temenku dan dia gak jahat,” ucap Syifa menunjuk Bimo yang tak bisa dilihat oleh mata orang normal. “Namanya Bimo, dia meninggal pas masih SMA sekitar 3 tahun lalu. A