When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sesampainya di depan masjid, Karina melihat Farhan sedang mengepel lantai di dalam masjid. Karina mengambil kerudung di dalam tasnya, kemudian memakainya. Setelah mengenakan kerudung, Karina menyusul Farhan dan hendak membantunya membersihkan masjid. Farhan terpana ketika melihat Karina masuk ke dalam masjid. Aura kecantikan Karina semakin terpancar saat mengenakan hijab. Farhan memuji kecantikan Karina dalam hatinya namun tetap bersikap biasa saja di depan Karina. Farhan masih marah dengan sikap Karina yang menyuruhnya menjadi marbot masjid. “Assalamualaikum,” ucap Karina. “Wa'alaikumussalam,” ucap Farhan menoleh ke arah Karina. “MasyaAllah, Karina cantik sekali saat berhijab,” batinya sembari memandangi Karina. “Astagfirullahaladzim. Ngomong apa aku ini,” menggelengkan kepalanya. “