Chapter 7

956 Words

7 “Pak Bagus ternyata bisa serius juga kemarin, saya ngakak Pak setelah sampai di ruangan saya, maunya ketawa di sana tapi takut Pak Bagus tersinggung, kata-kata Pak Bagus bener sih tapi Pak Bagus gak pantes kalo pasang wajah serius." Verlita menyendokkan nasi rawon yang masih mengepul dan mendesis kepanasan. Ia terpaksa mengomentari sikap Bagus saat tiba-tiba saja berubah serius saat berbicara di ruangan Ayunda kemarin. Kebetulan mereka sama-sama menuju kantin yang ada di area kantor untuk makan siang. "Hehe ... iya kah Bu? Wajah somplak kayak saya memang gak ada tampang serius sama sekali ya Bu?" tawa pelan Bagus terdengar sambil menikmati makan siang serupa dengan Verlita. "Gak tau kenapa jadi aneh saja Pak.” Verlita kembali tertawa dan ia kembali melihat wajah serius Bagus. "Saya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD