Part 11 - Om Kere!

1536 Words
Bara dan Kyomi sedang duduk di salah satu bangku taman. Bara dengan terpaksa menuruti apa yang diinginkan oleh gadis itu, yang mau main ke taman dan sedari tadi Kyomi dengan kamera yang ada di tangannya memotret orang-orang yang lewat dan katanya sangat tampan sekali. “Om! Itu lihat, cowok yang satu itu gantengnya minta ampun. Kyomi mau foto cowok itu sekarang!” ucap Kyomi tertawa kecil dengan apa yang dikatakan oleh dirinya. Bara hanya melihat kelakuan Kyomi sambil nutup matanya. “Kyomi, kamu punya yang ganteng loh di samping kamu sekarang, kamu jangan lirik orang lain,” ucap Bara menyugarkan rambutnya ke belakang. Kyomi yang melihat itu mengangkat sebelah alisnya, lalu mendorong wajah Bara agar menjauh darinya. Kyomi menilai Bara dari atas ke bawah. Dirinya tertawa kecil melihat pada Bara yang mengaku kalau dia itu tampan. Cih! Memang tampan sih. “Om! Nggak usah percaya diri. Om nggak boleh tebar pesona ya. Lihat banyak ulat bulu yang kegatalan padahal sudah punya anak satu, tapi mereka masih aja mau goda milik orang. Nanti kalau Om tergoda sama mereka, Kyomi gagal jadi orang kaya! OH TIDAK BISA! Kyomi harus kuasain semua harta Om! HAHAHAHAHAHAH!” tawa Kyomi mengundang semua orang menatap pada mereka penuh penasaran. Kyomi menutup mulut Kyomi. Malu. Bara yang tidak pernah urakan ini bersama dengan Kyomi yang modelannya kayak gini. Gila yang ada pada diri Kyomi tersalurkan pada dirinya sekarang. “Jangan tawa kencang. Malu Kyomi!” ucap Bara. Kyomi menatap datar pada Bara. “Om Bara malu dengan kelakuan Kyomi? Tega banget Om! Harusnya Om itu nerima Kyomi apa adanya, jangan malu sama Kyomi yang cantiknya paripurna ini.” ucap Kyomi memukul dadanya sambil mendrama menangis penuh tersakiti. “Kyomi, kita makan ke restoran aja yuk! Jangan di taman. Malu ini, dari tadi anak-anak kecil yang ada di taman ini lihat kita dengan tatapan sinis mereka. Buat aku malu.” Ucap Bara, melihat ada lima orang anak kecil yang menatap mereka dengan tatapan kebingungan dan setelahnya satu anak kecil maju mendekati Bara dan Kyomi. Dengan kerasnya anak kecil itu menendang kaki Bara. “Om! Kalau mau pacaran jangan di taman dan jangan ambil mobil-mobilan kami dong! Gaya aja banyak uang! Tapi maunya yang gratisan! Tante! Jangan mau sama cowok kere. Beli mobil mainan aja nggak sanggup apalagi beliin Tante beras nanti!” Anak kecil itu mengambil mainan di tangan Kyomi dan juga tangan Bara. Bara yang dibilang kere. Hatinya terasa disakiti. Dia saja sanggup untuk membeli pabrik mobil mainan itu dengan mudah. Lagian dia tadi cuman minjam bentar aja. Kyomi mau foto pakai mobil mainan itu dengan berbagai pose seperti jadi model endorse dari mobil mainan yang tidak bagus yang bannya juga udah hilang satu. Untung bukan gigi anak itu yang hilang. “Om sih! Kyomi udah bilang sama Om buat beli aja mainannya yang banyak. Ini Om dibilang kere, atau Om beneran kere ya? Kyomi nggak mau sama orang KERE!” Teriak Kyomi menatap penuh pemusuhan pada kelima bocah yang balik menatap dirinya dengan tatapan tajam. Itu anak siapa sih? Ganggu orang pacaran dan mau foto aja. Lagian Kyomi cuman minjam itu mobilan buruk bentar doang. Dijual juga kagak akan laku. Siapa yang mau beli tuh mobilan yang bannya ntah hilang kemana. “Kamu juga mainnya ke taman. Orang mainnya ke Mall beli sepatu, tas, perhiasan, dan barang mahal lainnya. Udah! Kita pergi aja dari sini. Mending beli mobil beneran. Kamu mau mobil WULING yang imut itu nggak? Saya belikan untuk kamu TIGA SEKALIAN!” teriak Bara di depan ketiga bocah itu. “SAYA NGGAK KERE LOH SAYANG! KAMU MAU HELIKOPTER SAYA BELIKAN SEKARANG! AYO KITA KE DEALER AJA LANGSUNG BELI MOBIL WULING YANG IMUTNYA KAYAK KAMU TIGA LANGSUNG!” teriak Bara menatap mengejek pada kelima bocah di depannya. Menarik tangan Kyomi dari sana. Kyomi melambaikan tangannya pada kelima bocah itu. Kelima bocah yang mendengar apa yang dikatakan oleh Bara tadi saling menatap satu sama lain. Kelimanya tertawa kencang. “Om sama Tante itu kayaknya memang udah gila ya. Mereka kayaknya mau masuk ke rumah sakit jiwa. Lagaknya mau beli helicopter dan mobil WULING tiga. Beli mobil mainan aja nggak sanggup. Kasihan banget. Banyak halunya.” “Iya, pasti mereka baru lepas dari rumah sakit jiwa.” *** Kyomi masuk ke dalam dealer dia kira Bara akan bercanda saat dia mengatakan kalau akan membelikan Kyomi mobil tiga sekaligus. Jantung Kyomi rasanya mau copot melihat Bara dengan santainya mengatakan kalau dia mau membeli tiga mobil yang di sini. Yang harganya juga tidak murah membuat Kyomi langsung shock dan menggeleng pelan sambil memegang tangan Bara. “Om, nggak usah beli sebanyak itu. Buat apa? Kyomi juga nggak bisa pakai semuanya Om. Satu aja Kyomi nggak bisa pakainya,” ucap Kyomi. Dia hanya bisa pakai Honda beat bukan mobil. Ini kenapa Om Bara ngebet banget beliin dia mobil mana tiga langsung. “Kamu bisa belajar bawa mobil nanti sayang. Aku tidak bisa dihina oleh ketiga bocah itu mengatakan kalau aku itu orang kere. Aku bukan pria kere! Aku punya banyak uang dan aku akan belikan kamu apapun sayang. Walau kamu minta pulau sekarang, aku akan membelikan untuk kamu,” ucap Bara menatap Kyomi yang menghela napasnya. Ini yang gila sekarang bukan dirinya tapi Om Bara yang uangnya bejibun. “Satu aja Om itu warna biru ya. Nanti kasih stiker doraemon yang besar di mobilnya.” Ucap Kyomi meminta satu saja, kalau banyak-banyak percuma. Lagian siapa yang mau makai? Hantu? Kyomi cuman satu dan itupun dia belum bisa pakai mobil. “Kamu yakin. Ini Om mau beliin kamu tiga loh! Kamu nggak perlu ragu dan sungkan. o*******g hati belikan kamu mobilnya. Nanti kita mampir dulu ke taman, aku mau pamer sama kelima bocah tadi, mereka udah hina aku bilang kalau aku ini kere! Tidak bisa dibiarkan.” Ucap Bara membuat Kyomi mendengarnya tertawa kecil. “Om santai. Lagian itu lawan Om bocah. Nanti dibilang Om nyewa mobil. Udah kita ke Mall sekarang, atau pulang aja. Kyomi capek ini. Mau rebahan. Seharian Kyomi nggak ada ketemu sama suami-suami Kyomi. Nanti Kyomi diceraikan sama Mas Jaehyun dan Mas Johnny, Om harus tanggung jawab ya!” ucap Kyomi menatap pada Bara. Bara mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi mengangguk. Dirinya selalu saja kalah oleh cowok-cowok itu. Lagian dia yang lebih nyata dan lebih diperhatikan oleh Kyomi. “Om! Lihat deh karyawan Dealer ini. Kok ganteng-gantengh banget ya Om. Kyomi mau sama kenalan sama salah satu mereka ah!” ucap Kyomi yang akan berjalan untuk mengajak salah satu dari pria itu berkenalan. Bara langsung memegang tangan Kyomi, tak bisa dibiarkan apa yang dilakukan oleh Kyomi ini. jangan sampai Kyomi memang mengajak lelaki itu untuk berkenalan, dia menatap tajam pada Kyomi yang langsung menciut dan menunduk. “Kamu jangan beraninya mengajak lelaki itu berkenalan. Kamu nggak mau kalau aku akan meratakan dealer ini, ‘kan?” tanya Bara datar. Kyomi menggeleng pelan. “Nggak mau. Ayo! Kita pulang aja sekarang Om. Kyomi nggak akan lirik sana lirik sini. Lagian Kyomi cuman mau godain, Kyomi tetap nikah sama Om. Yang banyak uangnya luar biasa sekali.” ucap Kyomi tertawa kecil. Bara menghela napasnya kasar. Memang agak lain dirinya memiliki calon istri seperti Kyomi ini, harus banyak yang namanya kesabaran da nisi dompet. Kyomi masuk ke dalam mobil, menatap pada Bara yang fokus ke depan dan tidak melihat padanya. Ini Om Bara beneran marah sama Kyomi? Kyomi nggak mau Om Bara marah sama Kyomi yang cantik dan imut ini. “Om! Jangan marah dan diamin Kyomi. Hati Kyomi yang lembut kayak permen gula kapas ini, tak bisa didiamkan oleh Om. Ayo! Bicara sama Kyomi. Tatap mata Kyomi, Om!” ucap Kyomi menyuruh Bara untuk menatap matanya. Bara menghela napasnya kasar, melirik sebentar pada Kyomi dan dia tersenyum. “Aku tidak suka lihat kamu yang rayu kayak gitu Kyomi. Sampai mau ajak kenalan. Kamu itu calon istriku! Kamu tahu tiga kali pernikahanku gagal, karena aku yang cacat dan tidak bisa memberikan kepuasan untuk istriku, juga mereka tidak akan bisa memiliki anak. aku takut Kyomi, kita belum memulainya, tapi kau akan pergi dari hidupku.” Ucap Bara mampu membuat Kyomi terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Bara padanya. Kyomi memegang tangan Bara. Kyomi mengusap punggung tangan lelaki itu lembut. “Maaf, Om. Tadi Kyomi cuman mau iseng aja. Kyomi juga nggak pernah pacaran dan jalin hubungan dengan siapapun. Kyomi cuman mau bercanda. Nggak tahu kalau Om sampai berpikiran kayak gitu. Maafin Kyomi. Kyomi memang salah sama Om.” Ucap Kyomi memegang telinganya, menatap Bara dengan tatapan bersalahnya. Bara mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi mengusap rambut Kyomi lembut. Dia mengangguk, tahu kalau dirinya memang sensitive sekali masalah ini. kalau Kyomi mau kepo seberat apapun dan teriak karena cowok Korea Selatan dia tidak akan marah. Dia akan berikan modal pada Kyomi seperti apa yang dikatakan oleh dirinya. Ini Kyomi menggoda lelaki yang dilihat di depan matanya. Belum memulai dirinya akan kehilangan. Bara tidak mau. “Kita makan sekarang ya.” Ucap Bara lembut diangguki oleh Kyomi. “Om! Kita makan pecel lele di pinggir jalan! Ada tempat langganan Kyomi. Pecel lelenya enak banget Om!” ucap Kyomi ajak Bara ke sana. Bara mengangguk saja, dia akan menuruti apa yang dimau oleh Kyomi tak akan melarang makanan yang dipilih oleh Kyomi untuk makan mereka. “Oke!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD