Seorang Matthew tak akan kalah dan lemah hanya karena sebuah ancaman, sebelum orang lain membunuh orang terdekatnya, ia akan lebih dulu membunuh orang itu. Ia tak takut pada apa pun, ia cenderung tak perduli apa pun, dan ia cenderung tak perduli dengan hal yang akan terjadi dan ia bukan orang yang penakut.
"Kenapa kalian yakin kalau saya adalah seseorang yang bisa kalian jadikan anjing?" tanya Matthew. Baginya, kesepakatan adalah yang utama.
"Katakan saja. Kamu setuju atau tidak? Jika kamu setuju, kamu akan kaya, jika kamu menolak kembalilah ke habitatmu." Daniel menatap tajam ke arah Matthew.
"Jadi, kapan saya bisa melakukan pekerjaan saya? Saya butuh uang secepatnya."
"Kami akan memberikan uang muka sebesar 20juta dollar. Dan, datanglah ke rumah ini." Anshori memberikan alamat rumahnya pada Matthew.
"Besok jam 7. Datanglah ke rumah ini. Akan ada acara makan malam keluarga besar. Jadi, kamu akan menjadi pemeran utama besok. Jadi, lakukan tugasmu dengan baik."
"Oke. Lihat saja. Tak ada yang tak bisa ku lakukan." Matthew meyakinkan diri. Karena dia memang orang yang cenderung percaya diri. Karena apa pun yang dia kerjakan selalu sempurna. "Saya bisa bertanya?"
"Apa?"
"Darimana Anda tahu tentang saya? Dari sekian banyak orang, kenapa harus saya? Apakah saya memiliki ketertarikan khusus?" Matthew bertanya dengan wajah penasaran, kakinya ia tumpuh ke kaki satunya, lalu melihat kedua pria itu yang saat ini bertukar pandangan. Matthew masih menunggu jawaban, ia bukan orang yang akan bertanya dan pura-pura melupakannya.
✓✓✓
FLASHBACK ON
Anshori membulatkan mata ketika melihat seorang pria masuk ke resto dengan menggandeng seorang wanita, pakaian pria itu begitu sederhana, dan celananya robek-robek, tak menunjukkan dirinya seperti orang kaya.
Anshori mendadak gemetar, Anshori seolah-olah melihat pamannya hidup kembali setelah ia bunuh secara brutal di sebuah gedung GW yang terlantar. Ketika melihat pria itu, Anshori mendadak menghubungi asistennya dan memberitahukan tentang itu, llau menyuruhnya mencari tahu tentang pria itu. Hingga saatnya Anshori tahu bahwa Matthew adalah pria yang memiliki hidup miskin, memiliki kehidupan dibawah rata-rata. Dan, ia memiliki keluarga juga.
Anshori yang mendadak gemetar dan terkejut, berubah menjadi biasa saja. Ia mencari tahu tentang Matthew.
Setelah itu, Anshori memberitahu Dellisa ibunya jika ia ingin membayar seseorang untuk pura-pura menjadi anak dari Jerano yang hilang berpuluh-puluh tahun yang lalu. Tentu saja Dellisa menyetujui permintaan putra semata wayangnya itu. Hingga pada akhirnya, Matthew berada di hadapannya.
Flahback OFF.
***
Setelah pertemuannya dengan keluarga Manzano itu, Matthew masuk ke rumah kontrakannya dan melihat wanita sedang memasak sesuatu di dapur, Matthew tersenyum dan langsung memeluk Valencia dari belakang, seharian ini menjadi hari yang benar-benar melelahkan baginya.
"Sayang, aku mendadak merindukanmu," kata Matthew lalu membalikkan tubuh Valencia agar menghadap dirinya.
"Masakanku bisa hangus," kata Valencia.
"Tak masalah. Aku yang akan mematikan kompornya," kata Matthew dengan satu tangan mematikan kompor listrik itu dan menciumi Valencia.
Valencia mengangkat kedua tangannya dan ia kalungkan keleher Matthew untuk memperdalam ciuman mereka, Matthew selalu menyandarkan diri pada Valencia. Valencia akan menjadi orang pertama yang selalu Matthew hubungi jika terjadi sesuatu kepadanya atau apa yang ia dapatkan.
Matthew membaringkan Valencia ke atas tempat tidur dan tak berhenti memagutnya, Matthew membuka kemeja Valencia dan memperlihatkan tubuh atas wanita itu yang begitu bening dan cantik, tak ada noda apa pun di tubuhnya, semuanya sempurna, besar buah dadanya pun menjadi hal yang membuat Matthew kecanduan.
Tak butuh waktu lama, pembatas yang bernama baju itu berhamburan di lantai, memperlihatkan anak adam dan hawa itu saling mematuk bagai ayam, Valencia mendesah halus ketika Matthew menenggelamkan wajahnya di dua gundukannya itu, membuat Valencia melayang seketika. Hubungan mereka memang sudah melebihi batas. Mereka sudah tinggal bersama, mereka sudah berhubungan badan, mereka menjalani hari sama-sama, dan mereka hidup tanpa hubungan suami istri, Bercinta dan hidup bersama adalah hal yang wajar dan sudah biasa di lakukan anak muda.
"Sayang, kamu mencintaiku?" tanya Matthew.
"Hem. Aku sangat mencintaimu," jawab Valencia.
"Kamu tak takut hidup sengsara denganku?"
"Tidak sama sekali. Aku tak pernah takut hidup sengsara. Karena aku tahu, kamu adalah pria yang pekerja keras."
"Terima kasih sayang," ucap Matthew lalu memagut bibir Valencia. Memasukkan junior miliknya ke dalam lembah milik Valencia. Lembah yang masih begitu sempit, meskipun menjalin hubungan dengan Valencia sejak empat tahun yang lalu.
Valencia memiliki hidup yang sederhana, ia memiliki kedua orangtua yang hidupnya biasa saja, tak kaya sama sekali. Hanya mereka tak pernah sulit hanya karena sesuap nasi, mereka selalu mendapatkan uang dari pekerjaan mereka. Valencia memilih tinggal bersama Matthew karena mereka saling mencintai.
Matthew bergerak pelan, lalu bergerak intens setelahnya, membuat Valencia mendesah hebat dan menghujani kamar sempit itu dengan desahan napas yang nikmat.
***
"Kamu yakin?" tanya Daniel pada putranya.
"Yakin apa, Dad?"
"Yakin. Dia bisa kita jadikan alat untuk mengambil harta Uncle Jerano, Dad. Apa Daddy mau terus menjadi pengemis di keluarga itu? Kita memang bagian dari keluarga itu, namun Daddy jangan lupa bahwa kita juga berhak atas itu. Buat apa membunuh Uncle Jerano jika tidak mendapatkan apa pun?"
"Terus kenapa kamu masih membiarkan Meyden hidup?"
"Karena dia akan menjadi satu-satunya alat untuk kita," jawab Anshori.
"Terus jika nantinya Matthew masuk ke rumah kita, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu mau mempertemukan Meyden dan Matthew?"
"Tentu, Daddy. Kita harus mempertemukan mereka untuk memperketat hubungan itu."
"Kamu tak takut andaikan Matthew adalah anak kandung Jerano? Bagaimana jika itu mungkin? Wajah mereka sangat mirip."
"Sebelum tahu, kita harus membunuh Matthew, bukan? Itu bukan hal yang sulit untuk menghilangkan nyawa seseorang, seperti membunuh Uncle Jerano."
"Bagaimana kalau Jerano masih hidup?" Daniel hanya tak mau mengambil langkah yang salah, sebelum ketahuan oleh orang banyak, bagaimana perbuatan mereka.
"Daddy tak lihat dengan jazad Uncle Jerano? Apa Daddy belum yakin setelah melihat jazadnya?"
"Jazadnya menghitam dan hangus, bagaimana Daddy tahu kalau itu Jerano atau bukan."
"Orang kepercayaan kita yang mengkonfirmasi itu, Daddy." Anshori tetap membujuk ayahnya agar tak khawatir dengan apa yang ia lakukan, karena demi harta dan uang, mereka akan melakukan apa pun, tak akan cukup bagi mereka jika hanya menjadi pengemis dikeluarga itu. "Daddy tak perlu khawatir, apa yang aku lakukan adalah untuk kalian juga. Jadi, Daddy dukung aku saja dan jangan banyak bicara."
"Daddy akan mendukungmu, apa pun itu. Tapi, jangan sampai ketahuan."
Anshori menganggukkan kepala.