When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Kenapa kau masih saja disini?" Angel tak lagi menahan diri untuk bertanya ketika menyadari William masih saja berbaring dengan memeluknya. Dia mengangkat kepalanya sedikit hendak mengintip sang fajar yang semakin benderang. Tetapi William yang seolah mengetahui maksud kekasihnya langsung sigap menggerakkan tangannya untuk menahan kepala Angel agar tetap di dadanya. "Aku libur, sedang tidak ingin pergi selain disini apalagi ke sekolah. Jika kau tidak berada di sekolah maka aku pun akan begitu. Tidak ada yang menarik disana tanpa dirimu." Willliam mengecup dalam puncak kepala Angel, kemudian merapatkan tubuh gadis itu lagi padanya. "Liam... aku tidak bisa bernapas." suara Angel hampir tidak terdengar karena dadanya yang begitu sesak akibat pelukan erat William. William tentu saja tidak