When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Angel menatap jalanan dari balik kaca mobil. Wajahnya berseri bahagia, pertemuan yang tak diduga dengan Salsa sungguh membuat hatinya membuncah. Kepalanya disandarkan di kepala mobil, matanya terpejam menikmati suasana yang tercipta saat ini. Tubuhnya tersentak ketika merasakan punggung tangannya dikecup. Seketika matanya terbuka lalu menoleh pada William. "Sangat tidak sopan." Angel berujar menggoda, memasang ekspresi cemberut. "Benarkah?" tanya William seolah tidak percaya, kemudian menghadiahkan kecupan bertubi di punggung tangan Angel. Angel tertawa geli, hendak menarik tangannya tetapi kekuatan lelaki itu sungguh bukan tandingannya. "Hentikan Liam. Kau sedang mengemudi." ujarnya memperingati. "Jangan cemas sayang. Aku akan sangat hati-hati. Aku membawa dua nyawa sekarang." Willi