When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tubuh Angel terhempas paksa hingga membentur tembok. Kesakitan yang sungguh luar biasa dirasakannya di area perutnya. Tangan Angel bergerak untuk mengusap perutnya berharap dapat mengurangi rasa sakitnya. Dengan menggigit bibir kuat, dia membalikkan badan. Dan di detik selanjutnya air mata turun sudah membasahi pipi. "Kau... menyakitiku." Angel memberanikan dirinya untuk menatap William yang berdiri di hadapannya. Sementara William sama sekali tidak peduli dengan ekspresi kesakitan Angel. Lelaki itu melangkah maju mendekati Angel, dan membuat gadis itu meringsut mundur, terapi tak berdaya karena terjebak oleh tembok. "Apa yang kau lakukan dengan Stefano." William bersuara memecah kebisuan, tangannya yang kokoh mengambil paksa dagu Angel kemudian mendongakkan ke arahnya. "Liam... aku...