When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kosong, sunyi, hening. Semuanya menyatu laksana palu yang menghantam d**a. Menyisakan perih dari kepingan luka yang menganga hingga membuat mata terasa panas. Malam itu bulan tampak bersinar terang, bumi tertawa riang menyambut sinarnya yang cerah tanpa perlu merasa sungkan pada langit. Stefano menatap kosong pada kaca yang memantulkan sinar rembulan. Dia sama sekali tidak tergoda untuk menipiskan bibir ketika menyaksikan keindahan sinarnya. Saat ini dirinya hanya seorang diri, Alfredo dan Jeremi sedang berkelana mencari jejak perempuan pohon yang baru saja ditemui oleh Jeremi dan hilang tanpa jejak. Stefano menipiskan bibirnya ketika mengingat perbincangan mereka tentang perempuan pohon itu. Jeremi tampak menggebu dengan mata berbinar seolah menjadi isyarat bahwa sahabatnya sedang jat