When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Napas Clara tercekat di tenggorokan, dan jantungnya berdegup kencang seolah hendak meledak. Darahnya seolah berhenti mengalir, membuat permukaan kulitnya sangat pucat seperti mayat. Berada di bawah tatapan William yang mengintimidasi terasa mengerikan. Lelaki itu seolah menelanjangi Clara dengan mata birunya yang tajam. Aura ruangan itu panas menyesakkan seolah tanpa udara. Napas Clara terengah, dia memandangi ekspresi William seksama. Tetapi suasana mencekam itu pecah ketika suara kekehan Clara terdengar dan semakin lama berubah menjadi tawa membahana. William mengerutkan keningnya dalam, ditatapnya seksama keseluruhan ekspresi Clara. Dia bahkan menarik tubuhnya menjauh dari Clara. Merasa aneh dengan suasana saat ini. Apa perempuan ini gila? "Kau bingung?" Clara akhirnya berujar seolah