Pagi itu Mika bersenandung sambil melihat surat masuk di kotak pos rumah mereka. Saat sedang melihat surat-surat itu, matanya menangkap sebuah surat yang ditujukan untuknya. Mika merasa sangat penasaran karena tidak ada surat untuknya selama ini selain paket yang dikirimkan oleh teman-temannya. Ia masuk kembali ke dalam rumah sambil terus memperhatikan amplop surat itu hingga Yoshiki yang sedang asyik menyeruput kopi memandangnya dengan penasaran. “Untukmu ?” tanyanya. Mika tidak menoleh padanya dan keningnya masih berkerut. Tidak ada nama pengirim di sana. “Ya, aku juga tidak tahu siapa yang mengirim surat ini. Tidak ada namanya.” jawab Mika dan ia duduk di samping Yoshiki. Mika membuka surat itu dan hanya dalam beberapa detik saja matanya membesar