“Denyut nadinya mulai normal ! Bagaimana detak jantungnya ???” tanya seorang suster pada suster lainnya. “Mulai normal juga !” sahutnya. Mendengar percakapan sayup-sayup itu, Mika dan ibu Yoshiki langsung menghela napas lega. Mereka saling berpelukan walaupun isak tangis mereka belum menghilang. Mika benar-benar takut sesuatu terjadi pada Yoshiki. Yoshiki akhirnya dipindahkan ke kamar rawat dan Mika menemaninya. Dokter mengatakan Yoshiki terbentur cukup keras hingga syok membuat keadaannya menjadi kurang stabil. Ada perban yang membalut d**a Yoshiki dan ia masih belum sadarkan diri. “Bi, bibi lebih baik beristirahat di rumah... bibi pasti lelah... biar aku yang menemani Kimura-kun...” ucap Mika sambil memandang ibu Yoshiki yang terlihat l