Keesokan paginya, Yoshiki telah bersiap-siap untuk berangkat kerja dan telah selesai memakai sepatunya. “Aku berangkat ya...” Yoshiki tersenyum dan membalikkan badan menuju pintu. “Eh, tunggu sebentar Yoshiki !” panggil Mika sambil berlari kecil menghampiri Yoshiki yang berbalik kembali. “Hng ? Ada apa ?” tanyanya heran. “Umm... bisa menunduk sedikit ?” kata Mika dan ia agak tersipu. Yoshiki menaikkan sebelah alisnya. “Ada apa, Mika ? Ada yang aneh di wajahku ?” Yoshiki terheran-heran dan menuruti permintaan Mika. Ia menunduk ke arah gadis itu. Namun, tiba-tiba Mika langsung merangkulnya dan mencium bibir Yoshiki hingga mata pria itu membesar dan tertegun seketika. Dengan cepat, Mika melepas rangkulannya dan menunduk malu.