"Nayara." Naya terperanjat dan menoleh pada Fazran yang tetap berada di posisinya. "Batalkan rencana makan malam kamu dengan pria tadi. Dan ikut saya." Naya tidak bisa menyembunyikan kernyitan bingung di wajahnya. Dia terdiam bahkan setelah 1 menit dirinya tidak bisa mengurai kalimat atasannya itu. Merasa tidak ada tanggapan dari Naya, Fazran menoleh ke belakangnya dan menemukan mata Naya yang berwarna coklat juga menatapnya. "Saya ingin kamu menemani saya menemui klien. Satu jam lagi saya akan menjemput kamu di depan kamar." Setelah mengatakan kalimat yang Naya yakini penuh dengan perintah mutlak, Fazran membalikkan tubuhnya kemudian berjalan keluar karena lift sudah sampai di lantai tujuan mereka. Naya ingin sekali mengumpat saat ini. Bagaimana mungkin Fazran memberi perintah mendad