Windy terus mondar-mandir seperti setrikaan membuat Hansen juga merasa tidak tenang. Hansen memperhatikan Windy dari sudut matanya. Terlihat beberapa kali istri sang tuan berjalan mondar-mandir dengan sesekali mengusap air matanya. Bahkan setelah menit berlalu berganti jam, wanita muda itu tak kunjung bisa duduk diam menimmati waktu. Kaki kecilnya terus saja menapaki ruangan khusus perawatan yang di ciptakan Swan Arthur Livingston, manakala ada dari teamnya atau dirinta terluka. Swan tak pernah ingin menginjakkan rumah sakit ketika dirinya dalam keadaan terluka. Dia tak ingin kelemahannya tercium oleh rivalnya. Tak hanya mondar-mandir. Aktivitas Windy kini sembari menggigit-gigit ujung kuku jemari mungilnya, matanya sesekali resah menatap panjang kearea di balik kaca tebal ruangan yang m