“Nyonya yakin ingin menempati kamar ini? Tuan paling benci dengan kamar ini, Tuan. Ada kenangan yang tidak bisa saya ceritakan kepada Nyonya saat ini. Apakah Nyonya yakin menginginkan kamar ini? Kita bisa melihat tiga kamar lainnya. Mungkin kamar yang tidak jauh darI Tuan…” Melina menatap kearah sang majikan dengan sorot mata kawatir. “Ohh, ya, bagaimana kalau Nyonya menempati kamar yang berseberangan dengan Tuan. Saya lihat kamar itu cukup nyaman. Dan itu di buat untuk orang-orang yang dekat dengan Tuan Swan…” Melisa memberikan saran kepada majikannya agar tidak menempati kamar yang di anggap sial itu oleh tuannya. Windy menoleh dengan tatapan mengejek kearah sang asisten pribadi. “Kenapa, Mel? Kamar ini di anggep pembawa sial, gitu?” tanya Windy yang di akhiri dengan suara tawanya yang