“Kamu benar sekali. Tidak mungkin kalian tidak saling membahas bukan? Karena setahu aku kalian memiliki group untuk berkomunikasi satu dan yang lain untuk saling memonitor bukan?” tanya Indah kemudian dengan mata berbinar. “Iya, Nyonya. Dan mereka membahas mengenai wajah istri Tuan. Ahh…tidak sebanding dengan Nyonya. Saya harap Nyonya bersedia untuk berdekatan dengannya. Walau sangat mengkawatirkan bisa-bisa karena sering melihat dia, kita jadi ketularan jeleknya…” kalimat Nurma di iringi tawa terbahak-bahak dari Indah sang majikan. Mereka terus bercengkrama dengan kalimat-kalimat pujian yang di tuturkan oleh assiten pribadi yang baru bekerja beberapa bulan. Sementara di sisi yang berbeda terlihat Windy terbangun dengan terkejut karena setelah sadar dia berada di bahu sang suami dengan