Methalia masih belum mengeluarkan suaranya. Hal itu, membuat Alroy tak sabar. Ia kemudian berdiri dan menghampiri gadis itu. Tangannya yang kekar menyentuh pundak Methalia. Gadis itu menoleh dan tersenyum. Dimata Juna, Alroy dan Methalia seperti kekasih yang mengkhawatirkan kondisi pasangannya. Ia tentu tak tahan melihat itu. Dengan gerakan kasar, di lepasnya tangan Alroy dari pundak Methalia. "Kau tak perlu melakukan hal itu." Ekspresi yang dikeluarkan Juna membuat Alroy tahu bahwa lelaki di depannya sedang cemburu. Methalia menghela nafas panjang. Ia tak ingin Alroy ikut campur dengan masalahnya. Beban di pundaknya harus di selesaikannya sendiri. Lagi pula, ini pilihannya. 'Sepertinya, aku harus meluruskan masalah ini.' "Duduklah, Roy," ujar Methalia sambil tersenyum. Lelaki itu