Cahaya mentari bersinar menerobos celah jendela. Dengan malu - malu, sinarnya mengusik wajah cantik yang masih tertidur itu. Kecantikan wajahnya saat terlelap membuat siapa saja pasti terpesona. Begitu dengan Juna. Ia dilema antar membangunkan gadis itu atau membiarkan terlena dalam alam mimpinya. Juna mondar mandir tidak jelas sesekali melirik gadis yang tengah tertidur itu. Ia kemudian mendekat dan terpesona. "Cantik," ujar Juna. Juna tersentak kaget karena mulutnya mengeluarkan kata itu. Ia langsung menutup bibirnya rapat. "Bodoh," gumam Juna sambil memukul kepalanya. Juna mengingatkan dirinya sekali lagi. Bahwa, gadis di depannya itu adalah rubah. Gadis seperti Methalia tak perlu di beri perhatian lebih. Sedetik setelah berpikir, Juna berjalan menuju kamar mandi dan mengambil