“Sa! Buka pintunya, Sa!” Mario menggedor kaca jendela mobil istrinya. Tapi Marisa yang sudah sakit hati untuk ke sekian kali memilih abai pada kelakuan suaminya. Dia memasukkan gigi dan meninggalkan Mario yang menggerutu kesal. Kejadian itu menarik perhatian anak-anak dan ibu-ibu rumpi di gang. Selama ini mereka cuma saling berbisik kalau Cecil itu menjadi istri kedua Mario. Hari ini dugaan mereka dibenarkan. Sambil matanya tetap ke arah Mario dan mobil Marisa yang menjauh, mulut para ibu itu saling mencibir. Rata-rata merutuki perbuatan Cecil dan iba pada nasib Marisa. “Tiap nikah kok dapetin suami orang terus, ya?” Salah seorang ibu bersuara agak keras. Kata-katanya terdengar oleh Mario dan lelaki itu menatap tajam pada sekumpulan ibu-ibu di mulut gang. Mengatai Cecil sama saja mengata