Pesan dari Mario datang bertubi dan tak satu pun yang Marisa balas. Hatinya masih kesal karena mengira suaminya lebih mementingkan Cecil. Padahal janjinya, Mario akan bersikap adil. Terbukti sudah kalau Mario memang tidak bisa berpoligami. Hari Minggu yang cerah, setelah semalaman hujan menyambangi Kota Bogor, Marisa menemukan suaminya duduk mencangkung di depan ruko. Tangannya terhenti sejenak saat menaikkan rolling door dan Mario gegas menghampirinya. “Mau apa kamu kemari?” tanya Marisa dingin. “Menjelaskan semuanya. Kamu nggak baca chat aku, kan?” “Apa lagi, sih yang harus dijelaskan? Kamu sadar nggak kalau kamu tuh berubah ketika lagi sama Cecil. Seolah kebersamaan kita tu hilang dan mendadak Cecil segalanya bagi kamu.” “Nggak gitu, Sa. Itu karena Cecil menghapus chat kita dan nge