24| Kesempatan Sekali Lagi

1208 Words

“Aku pergi dulu,” Mario mengulurkan tangan kanannya dan disambut oleh Marisa kemudian diciumnya. Setelahnya, Mario mengecup kening istrinya dalam. Rutinitas pagi yang biasa sebelum Mario pergi kerja. Sama seperti keadaan mereka sebelum kedatangan Cecil. “Bawa saja mobilnya.” Setiap pagi Marisa selalu mengatakan itu. Tapi Mario selalu menolak. “Kamu lebih membutuhkan. Di sini jauh dari mana-mana.” Lelaki itu melambai dan berjalan kaki ke tepi jalan. Terkadang, jika Marisa tidak sibuk dia akan mengantar suaminya ke kantor lalu pulangnya dia akan mampir membeli beberapa kebutuhan mereka. Sejak kejadian di rumah sakit, Marisa pulang dengan hati yang hancur. Hinaan ibunya Cecil membekas di kepala dan hatinya. Berulang kali dia berusaha meyakinkan diri kalau dia tidak salah dan kata-kata ib

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD