"Ngapain dia ada disini?" Teriakan ngeri tidak bisa aku bendung saat aku melihat sosok yang tengah terbaring di brangkar darurat tempat Ayudia berjaga. Aku sudah selesai membantu memasak di dapur umum, dan sekarang saat aku ingin memanggil Ayudia untuk menawarinya apa Ayudia mau aku ambilkan makan, aku justru melihat Saka terbaring dengan tenangnya sembari memejamkan mata. Mata Saka terbuka sedikit, dia melihatku sekilas namun kembali dia memejamkan matanya. "Aku capek, Sayang. Hampir seminggu disini dan aku nyaris nggak tidur, kamu pengen lihat aku ambruk?!" Ckckck, tanpa bisa aku cegah aku mencibirnya, alih-alih simpati aku justru melayangkan tatapan sebal ke arahnya. Sayang dia bilang, gundulmu itu peyang. "Nggak peduli!" Ujarku ketus, berpura-pura seolah Saka adalah makhluk tak