Part 59

1213 Words

Semua orang memperhatikan, menjadikan kami pusat perhatian, sebelum Saka diminta mendekat oleh Papi, dia sudah berlari ke arah mertuanya sementara aku masih mematung di tempat dudukku dengan ngeri. Aku tidak sanggup untuk berdiri, kakiku lemas, persis agar-agar. Papi kalau sudah ngegulung lengan kemejanya, alamat bumi saja sungkem minta maaf sama beliau. Niat Saka mungkin dia ingin memberi salam ke Papiku, tapi mana mau Papi, bukannya mengulurkan tangan beliau untuk menerima salam dari menantunya, yang ada justru sebuah tinju melayang ke wajah Saka. Suara hantaman tinju Papi begitu keras hingga membuat beberapa wanita menjerit tertahan, mereka ingin berteriak tapi sudah ngeri duluan. “Siapa yang izinin kamu nahan Rania disini, hah?” Bugh. “Yang Saka tahan disini istri Saka, Pi!” Aku s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD