Munculnya Samara

1332 Words
Saat ini Axel dan Samara sedang duduk di ruang tamu. Samara menanti jawaban Axel agar mau menikah dengannya demi memuluskan semua rencananya. "Sebelum menjawabnya bisa kamu ceritakan apa yang terjadi malam itu? " tanya Axel sambil memegang tangannya. Samara tak kunjung membuka mulutnya. Lidahnya kelu untuk menceritakan semua yang terjadi pada malam itu. Air matanya mengalir deras saat mengingat kematian calon anaknya. "Apa yang terjadi? Erick yang melakukannya? " tanya Axel begitu lembut. Samara mengangguk sambil memejamkan matanya. Axel sangat marah karena ternyata kecurigaannya benar selama ini. Pelan-pelan Samara menceritakan kejadian yang sebenarnya pada mantan papa mertuanya itu. Wajah Axel sampai memerah saat mendengar cerita Samara. "Anak itu harus aku berikan pelajaran!!" Axel ingin pulang dan menghajar anaknya tapi Samara malah menahan tangannya. "Tidak biar aku yang membalaskan semua dendamku ini pa. Aku ingin papa menikahi aku." pinta Samara memohon. "Menikah tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik polisi yang menyelesaikan kasus ini. Kamu masih muda dan bisa mendapatkan pria yang lebih baik Samara" Axel memang ingin menikah dengan Samara tapi bukan untuk balas dendam. "Papa aku mohon menikahlah denganku" Samara sampai berlutut di bawah kaki Axel meminta untuk dinikahi. Axel memegang kedua bahu Samara dan membawanya kembali untuk berdiri. "Aku tidak ingin jadi pria pengecut dengan menikahimu tanpa restu orang tuamu Samara. Menikah itu bukan untuk main-main. Jangan mempermainkan pernikahan" Axel memberitahunya pelan-pelan agar Samara mengerti tapi wanita itu tetap saja keras kepala. "Orang tuaku tidak akan merestui kita. Kalau papa tidak mau menikah denganku lebih baik aku mau mati saja" ancam Samara sambil mengambil sebuah pisau buah yang tergeletak di atas meja. Axel takut Samara nekat dan akhirnya menyetujui rencana gilanya. "Baiklah ayo kita menikah" dia terpaksa menerima rencana gila Samara karena tidak ingin kehilangan wanita itu lagi. "Terima kasih pa!! terima kasih karena mau menikahiku" ucap Samara begitu gembira. "Siapa yang mau menikah? " tiba-tiba Hariz muncul dibelakang mereka. Dia tidak tau mengenai rencana Samara yang ingin menikahi mantan papa mertuanya untuk membalaskan dendamnya. "Aku dan papa Axel akan menikah kak" jawab Samara membuat Hariz terkejut. Dia merasa patah hati untuk kedua kalinya karena Samara malah memilih menikah dengan pria lain. "Kamu tidak boleh menikah dengannya!! anak pria ini sudah mencelakai kamu Samara!! kalau orang tuamu tau mereka juga tidak akan setuju!! " seru Hariz begitu marah. "Papa Axel adalah orang yang baik dan aku mempercayainya. Ini hidupku kak, aku tidak akan bisa tenang jika tidak membalaskan kematian anakku" balas Samara tetap dengan pendiriannya. "Terserah kamu Samara. Dendam tidak akan membuat kamu puas. Kamu akan terluka karena dendam yang kamu buat sendiri" Hariz memilih pergi karena kecewa dengan keputusan Samara. Samara sedih karena Hariz tidak sepemikiran dengannya.Axel meminta Samara untuk kembali memikirkan rencananya. "Pikirkan lagi rencanamu Samara. Apa kamu sudah yakin? " tanya Axel satu kali lagi. "Keputusanku sudah bulat aku ingin menikah dengan papa" jawab Samara dengan mantap. "Baiklah kalau begitu. Papa pulang dulu besok papa akan menjemputmu" Axel mencium kening Samara lalu pulang untuk mempersiapkan semuanya. Esok harinya Axel dan Samara sedang berada di sebuah masjid untuk menikah secara siri. Hariz datang sebagai saksi walau hatinya sangat sakit melihat pernikahan Samara yang kedua kalinya. "Saya terima nikah dan kawinnya Samara Adelia Putri Wijayanto binti Samuel Wijayanto dengan mas kawin emas dua suku dan uang 200 juta dibayar tunai!! " ucap Axel dengan lantang. "Bagaimana saksi? " tanya penghulu pada para saksi yang hadir. "SAH!! " jawab para saksi bersamaan. "Alhamdulillah sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri" ucap penghulu itu pada Axel dan Samara. Hariz yang tak kuat melihat semua ini langsung pergi begitu saja. Samara tidak bisa mencegah kepergian Hariz. Dia tau Hariz sangat kecewa dengan keputusannya. Axel menggenggam erat tangan Samara. Dia tersenyum seolah memberikan kekuatan pada wanita yang baru saja menyandang gelar sebagai istrinya. **** Erick dan Nayla menggelar syukuran satu bulan kehamilan Nayla di rumah nenek Andini. Semua orang sudah datang tapi Axel belum juga datang terjebak macet di jalan. "Apa papamu masih lama sayang? " tanya Nayla pada Erick. "Sebentar lagi dia akan kemari" jawab Erick. Tak lama kemudian Axel datang bersama seorang wanita berambut pendek dan memakai kacamata hitam. Saat wanita itu melepas kacamatanya semua orang terperangah saat melihat Samara masih hidup. "Hai semuanya maaf kami terlambat" sapa Samara. Semua orang terkejut melihat Samara ternyata masih hidup terutama Erick dan Nayla. Mereka seperti melihat hantu di depan mereka.Wajah mereka memucat karena takut Samara akan membocorkan kala mereka yang sudah mencelakainya. "Samara anakku!! " Putri langsung berlari memeluk anaknya sambil menangis. Dia pikir anaknya sudah meninggal ternyata anaknya masih hidup. "Kamu kemana saja nak? kenapa kamu baru kembali? " tanya Putri. "Maaf ma ceritanya panjang. Aku sempat koma dan baru bisa kembali lagi kesini. Aku juga ingin memberitahu kalau aku dan papa Axel sudah menikah. Sebelum kecelakaan aku sudah bercerai dari Erick" jelas Samara. Belum selesai keterkejutan mereka saat melihat Samara kembali lagi sekarang mereka kembali terkejut mendengar berita pernikahannya dengan Axel mantan papa mertuanya sendiri. "Apa?! menikah?! kenapa kamu menikah dengan pria tua yang nyaris seumuran dengan papa Samara?! "tanya Samuel kecewa. " Aku dan papa Axel saling mencintai pa. Maafkan aku" jawab Samara sambil menggenggam erat tangan Axel. Samuel hanya bisa menghela nafas dengan perlahan. Walaupun kecewa dia bersyukur Samara kembali lagi ke sisi mereka. Semua keluarga memeluk Samara secara bergantian termasuk nenek Andini. Mereka senang Samara ternyata masih hidup dan bisa berkumpul dengan mereka kembali. Nayla sangat marah karena lagi-lagi Samara yang diperhatikan oleh keluarganya. Harusnya hari ini menjadi hari bahagianya tapi lagi-lagi Samara menghancurkannya dalam sekejap mata. "Samara nenek selalu berdoa untuk keselamatanmu sayang. Nenek masih percaya kamu masih hidup hiks hiks hiks. Alhamdulillah Allah masih memberikan kamu kesempatan untuk hidup" tangis Andini sambil memeluk cucu kesayangannya itu. "Nenek sekarang aku baik-baik saja. Nenek jangan menangis lagi" Samara menghapus air mata yang membanjiri pipi neneknya. Dia menahan tangisnya agar tidak tumpah begitu saja apalagi di hadapan Nayla dan Erick. Setelah selesai melepas rindu dengan keluarganya Samara menghampiri Erick dan Nayla. "Apa kabar mantan suamiku? selamat ya atas pernikahan kalian. Aku dengar kamu juga hamil Nayla selamat ya atas kehamilanmu" ucap Samara sambil tersenyum smirk di hadapan mereka. "Terima kasih Samara" balas Erick dengan tubuh gemetar ketakutan. "Samara mengalami hilang ingatan dia tidak mengingat kejadian sebelum kecelakaan. Dia hanya ingat Erick sudah menceraikannya demi menikahi Nayla" jelas Axel. Semua orang melihat ke arah Nayla terutama kedua orang tua Nayla. Mereka kecewa anak mereka ternyata tega merebut suami Samara. "Nayla papa kecewa sama kamu" ucapan Bara lalu pergi meninggalkan acara. "Papa jangan pergi pa!! " panggil Nayla. Bukan hanya Bara yang pergi tapi satu persatu tamu juga ikut pergi meninggalkan acaranya. "Tidak jangan pergi kumohon jangan pergi" Ayra mamanya Nayla langsung menampar anaknya dengan keras. Dia malu karena anaknya sudah merebut suami orang terlebih lagi itu adalah suaminya Samara. PLAKK "Jangan panggil aku mama lagi. Aku menyesal melahirkan anak seperti kamu Nayla" ucap Ayra marah lalu ikut pergi meninggalkannya. Mata Nayla berkaca-kaca. Semua orang pergi meninggalkannya menyisakan Samara dan Axel saja di depannya. "Puas kamu Samara!! puas kamu sudah menghancurkan acaraku?! " seru Nayla marah. Dia ingin memukul Samara tapi tangannya malah ditahan oleh Axel. "Jangan sakiti Samara. Dia istriku sekarang jadi hormati dia. Samara ayo kita pulang saja" ajak Axel karena tak ingin terjadi keributan yang lebih besar lagi. "Kami pulang dulu ya maaf sudah merusak acaramu " ucap Samara membuat Nayla makin naik darah. Setelah Samara dan Axel pergi Nayla langsung membuang nasi tumpeng yang berada di dekatnya. "Ahkkk!! sialan kamu Samara!! " teriaknya sampai perutnya merasa sakit. "Tenangkan dirimu Nayla!! kita tidak perlu takut karena Samara hilang ingatan. Jadi kamu tidak perlu khawatir soal itu" ucap Erick menenangkannya. "Aku mau dia mati!! aku tidak akan puas jika tidak melihat mayatnya!! Dia merebut semua yang aku miliki!! aku mau dia mati!! " teriak Nayla mulai menggila. Erick langsung membekap mulutnya. "Jangan bicara sembarangan!! sudah ayo kita pulang saja. Lain kali kita akan atur lagi acaranya" ajak Erick sambil merangkul istrinya untuk pergi dari sana. Nayla hanya bisa menangis. Kenapa dia tidak bisa hidup bahagia tanpa bayang-bayang Samara dalam hidupnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD