"Oh iya, Kak Dita dan Kak Andre sudah berangkat pulang belum, ya. Kalau kita pergi cari sesuatu buat keponakan baruku gimana?" Dinar justru sengaja mengalihkan pembicaraannya. Dandi hanya tersenyum melihat tingkah. 'Mungkin Dinar sudah tak memiliki perasaan yang sama denganku. Ya sudahlah, aku tak ingin merusak kebahagiaan dia karena keegoisanku.' Dandi hanya sanggup membatin. Dia hanya berpikir, jika Dinar risih akan ucapan yang baru ia lontarkan. "Dan, gimana? Kita keluar sekarang, ya. Mau nggak?" ajak Dinar lagi. "Ayo, pakai mobilku aja, ya. Nggak ngajak Rara?" tanya Dandi. "Nggak usah, dia biar di rumah sama, Ibu. Dia baru saja sembuh, nggak mau bikin kondisi tubuhnya lemah lagi." Dinar beranjak dari tempat duduknya. "Aku ambil tas dulu, kamu tunggu aja di mobil?" "Iya," jawab Dan