Setelah reda marahnya. Langit berbalik menghadap Tari. Ternyata anak itu ketauan sedang memperhatikan punggung lebarnya. Langit tersenyum tipis, mengganjal kepalanya dengan lengan. Sampai sekarang, tidak ada yang pernah membuat Langit setidak berdaya ini selain Mentari. Gadis itu selalu menciptakan kegundahan yang tidak mampu Langit abaikan. Andaikan Mentari sedikit lebih jujur dengan apa yang dia rasakan. Mungkin Langit bisa mencarikan solusinya. Tapi Mentari selalu bilang baik-baik saja meski sedang tidak baik. Langit sampai benci dengan kata-kata dirinya gak boleh ikut campur. Sejak kecil mereka memang dekat. Tapi terkadang Mentari seperti memiliki dunianya sendiri dan sulit ditembus orang lain. Mungkin itu yang membuat Langit penasaran pada Tari. Tanpa sadar, memikirkan Mentari