"Mas kamu nikahilah Mia dan tinggalkanlah aku!" ujar Fira dengan tajam, sementara di pelukannya ada Rayyan dan Tiara.
"Ada apa ini sebenarnya nyonya?" Rizki yang bertanya, sementara bi Ijah syok mendengar perkataan majikannya itu.
"Adikmu sedang hamil anak mas Leo!" Fira tersenyum getir menoleh ke arah Rizki.
"Astaghfirullah!" Rizki, Bi Ijah dan Pak Parman sontak berteriak.
"Itu bohong kan nyonya?" Bi Ijah bertanya sambil menangis.
"Tanyakan saja pada puterimu, apakah yang aku katakan ini benar atau tidak!" Fira memejamkan matanya, berusaha mencegah agar air mata tidak lolos dari pelupuk matanya.
Tapi Fira yang rapuh, meski berusaha tegar tetap saja buliran bening itu meluncur jatuh dari pelupuk matanya.
"Mia! katakan kalau itu tidak benar!" Bi Ijah menghampiri Mia yang sedang terisak.
Mia bungkam seribu bahasa, mulutnya hanya mampu mengeluarkan suara isakan saja.
"Mia! Jadi benar kamu hamil anak tuan!" Teriak Rizki tak percaya.
Mia mengangguk pasrah.
"Keterlaluan!"
Plakkkk
Rizki menampar pipi mulus Mia dengan keras.
"Awww!" Mia memekik sambil memegang pipinya yang memerah dengan cap lima jari dari kakaknya itu.
"Keterlaluan kamu Mia! Kamu bahkan tau seberapa sulitnya hidup nyonya Fira akibat penghianatan! Dan kamu malah membuat luka yang baru! Dimana pikiran mu itu!"
Pak Parman berteriak, kecewa pada puterinya.
"Maafkan aku ibu, bapak, kak!" Mia terisak-isak.
Sementara Fira tak mau melihat drama di hadapannya itu.
Dia membawa Rayyan dan Tiara keluar dari kamarnya menuju mobil.
"Sayaaang!"Leo mengejarnya.
Tapi Leo tidak bisa mengejar Fira, karena satu kakinya yang pincang pasca kecelakaan beberapa tahun yang lalu.
Leo hanya mampu menatap punggung Fira dari tangga. Sementara Fira sudah hendak membuka pintu utama.
Ceklek
Pintu terbuka.
Fira terkejut, karena seorang pria tampan sudah berdiri di ambang pintu dengan senyuman khasnya.
"Yudha!" Fira menatapnya heran.
"Yes, ini aku. Lama tak bertemu kamu makin cantik saja." Tersenyum tipis dengan gaya cool nya.
"Eh," Fira jadi salah tingkah.
"Kamu kenapa? Sepertinya matamu sembab? Apa kamu habis menangis?" tanyanya heran.
"Hemm, aku." Fira tidak tahu harus berkata apa.
Sementara Leo sudah berada di belakang Fira.
"Oh jadi ini alasannya kamu minta cerai padaku! Karena si Yudha ini!" menunjuk kearah Yudha yang tampak heran dan bingung kenapa tiba-tiba bisa di tuduh begitu.
"Mas Leo!"bentak Fira.
Ini adalah kali pertamanya Fira membentak suaminya itu.
"Apa! Kamu bahkan sudah berani membentak ku! Ingat aku masih suami mu!" pekik Leo tak kalah kerasnya.
"Hik hik mama, ayah jangan bertengkar lagi!" Tiara terisak, merasa takut melihat ayah dan ibunya bertengkar di depan nya.
Ini adalah kali pertamanya melihat hal ini. Selama beberapa tahun ini Leo dan Fira akur.
"Maafkan aku mas Leo, tapi aku minta ijin untuk pergi ke rumah mama. Aku ingin menenangkan diriku di sana." Fira segera keluar tanpa memperdulikan Leo maupun Yudha.
"Fira jangan pergi sayang maafkan aku!" teriak Leo sedih.
Yudha yang heran segera mengikuti Fira yang hendak masuk ke mobilnya.
"Fir, biar aku yang antar! Kamu terlihat labil dan banyak beban. Lebih baik kamu menenangkan anak-anak mu saja!" Yudha segera merebut kunci mobil Fira dan memasukan ke saku nya.
Fira hanya pasrah, karena memang hatinya sedang sangat terluka saat ini.
Fira mengikuti Yudha sambil menggendong Rayyan dan Tiara mengikutinya.
Fira dan kedua anaknya duduk di belakang, sedangkan Yudha jadi sopirnya.
Leo menatap mobil Yudha yang membawa Fira dan kedua anaknya pergi, hingga menghilang dari pandangan nya.
Leo terlihat rapuh dan penuh sesal. "Apa ini akhir dari rumah tangga kita, Fir." Leo meneteskan air matanya.
"Tuan Leo!"sapa seseorang dengan nada suara yang tegas.
Leo membalikkan badannya, tampak Rizky kakak dari Mia sedang berdiri di belakangnya dengan wajah masam.
"Iya ada apa!" Leo berkata dengan tak kalah tajamnya.
"Anda harus segera mempertanggungjawabkan perbuatan anda! Tak ada senyum atau rasa segan kepada Leo saat ini.
"Heh, iya aku tahu. Tapi supaya kamu tahu ini bukan salahku sepenuhnya. Adikmu itu sering menggodaku!" Leo melangkahkan kakinya melewati Rizky.
"Jangan ngomong sembarangan kamu Leo!" teriak Rizki tak terima adiknya di salahkan.
"Terserah!" jawab Leo, lalu masuk ke ruang kerjanya.
Rizky berusaha menahan amarahnya.
Sementara itu, Mia masih sesenggukan di pelukan ibunya. Ada rasa lega karena Leo akan menikahinya.
Mia memanglah menaruh hati pada Leo sejak lama. Sehingga saat ada kesempatan, dia memanfaatkan nya untuk menggoda Leo.
Dia paham betul, kalau Leo adalah pria yang mudah tergoda dan tidak enakan. Karena dia sudah cukup lama menemani Fira dan Leo di rumah ini.
"Maafkan aku kak Fira, tapi aku akan menjadi isteri yang lebih baik darimu segalanya," gumam Mia dalam hatinya.
Sementara itu, di perjalanan.
Fira duduk sambil memangku Rayyan, Rayyan tertidur di pelukannya. Sementara Tiara tampak melamun menatap ke arah luar jendela mobil.
"Maafkan mama, Ara. Kamu jadi harus mendengar dan melihat pertengkaran mama dengan ayahmu," membelai kepala Ara lembut.
Tiara menoleh kearah mamanya. "Apa mama dan apa akan berpisah seperti orangtuanya teman Ara?" Tiara menatap mata Fira dengan mata yang mengembun.
Fira menatap puterinya itu dengan sedih, dengan cepat memeluk Tiara dan mendekapnya.
Sekuat tenaga menahan air mata agar tidak tumpah. Tak mau menangis di depan anaknya.
Di khianati Mia, orang yang dia percaya bahkan sudah dia anggap saodara.
Dikhianati suami untuk yang kesekian kalinya.
Ah rasanya malu untuk ke rumah orangtuanya, apa coba yang akan mereka katakan. Kalau saja mereka tahu Leo kembali berkhianat dan kali ini dengan Mia.
Teringat perkataan Andini waktu berlibur ke pantai, dia bilang harus hati-hati pada Mia. Bisa saja Leo dan Mia berkhianat.
Ucapan Andini seolah jadi kenyataan.
"Ayah, ibu maafkan aku! Aku tak menuruti kalian dulu!"air matanya menetes.
Dengan cepat, dia menyekanya.
"Mam jangan nangis lagi, kalau ayah menang udah jahat dan buat mama nangis gak apa kita pergi saja dari ayah." Ara berkata sambil terisak.
"Araaa maafin mama ya." akhirnya Fira menangis dan Ara pun ikut menangis.
Rayyan yang tertidur di pelukan Fira jadi terbangun, karena badannya terguncang-guncang oleh isakan Fira.
Yudha meliriknya dari spion, dia mengesah kuat.
Yudha menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah restoran.
"Kenapa berhenti di sini?" Fira menoleh ke arah restoran dari jendela mobil.
"Kamu tidak ingin kan kerumah orang tua mu dalam keadaan seperti ini!" Yudha menatap Fira sekilas, sambil tersenyum tipis.
"Memangnya aku kenapa?" Fira belum menyadari keadaannya.
"Bercerminlah," ujar Yudha.
Fira pun bercermin pada spion.
Dia melihat matanya yang sembab dan wajahnya yang kusut, jilbab yang di pakainya pun berantakan.
Fira jadi malu, dengan cepat dia merapikan riasannya. Beruntung saat bertengkar dengan Leo, tas Selempang yang berisi dompet dan makeup masih tersampir di bahu nya.
"Nah kalau sekarang udah cakep!" Yudha tersenyum tipis melirik Fira dengan senyuman yang lebar.
Fira memalingkan wajahnya, malas menanggapi perkataan Yudha.
Hatinya sedang dipenuhi luka saat ini.
"Kita makan dulu ya!" Yudha menatap kearah Tiara.