17. Tamu Kebesaran

1929 Words

Moodku sudah mulai membaik sejak Pak Razan mengajakku makan kebab di food court sebelum belanja. Kata dia, belanjanya nanti saja daripada aku tidak fokus. Sebenanrnya aku malu setelah tadi menangis seperti anak kecil, tetapi sudah kepalang tanggung Pak Razan melihat semuanya. “Umur kamu berapa sih, Dell, makan kebab saja sausnya kemana-mana?” “Enggak ada hubungan antara umur dengan cara makan keb—“ Jantungku seperti berhenti berdetak ketika jempol Pak Razan dengan santainya mengusap sudut bibirku. Fix, ini sih seperti di film-film. “Saya bisa bersihin sendiri!” Aku menepis pelan tangan Pak Razan dengan jantung jumpalitan. Sebenarnya salah tidak sih, kalau aku mulai berpikir Pak Razan mungkin menyukaiku betulan? Melihat dia tadi membelaku sedemikian rupa, membuatku merasa seperti aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD