16. Di Basement

1374 Words

Aku menggaruk pelipisku beberapa kali sebelum memantapkan diri untuk memencet bell Rumah di depanku. Rumah yang tentu masih terlihat sama sejak terakhir kali aku mengunjunginya malam itu. Tanganku baru saja terulur untuk memencet bell, ketika tiba-tiba si empunya rumah sudah keluar dan langsung tersenyum begitu melihatku. “Saya baru mau jemput kamu.” Pak Razan berjalan menuju gerbang lalu membukanya. “Pakai motor saja, gimana Dell? Pakai mobil kelamaan di jalan. Apalagi ini minggu.” “Terserah Pak Razan saja. Saya pakai celana panjang, kok, jadi santai.” “Kalau kamu pakai rok, saya pasti pakai mobil semacet apa pun itu.” “Kenapa, gitu?” Pak Razan tak menjawab, hanya mengedikkan bahunya. “Tunggu di situ ya, Dell, saya ambil kunci motornya.” “Iya, Pak.” Sekitar lima menit kemudian,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD