Riana merasa lega, karena akhirnya Mirna kembali. Ia tidak ingin, terlalu sering menjadi tempat curhat Zaki, apa lagi pagi tadi, Edah ijin pulang, karena anaknya sakit. "Apa kabar, Mbak Na." Mirna menyapa Riana saat ia tiba di rumah dengan taksi Bandara. Saat Mirna datang, anak-anak tengah tidur siang. "Alhamdulillah baik, Bu. Orang tua Ibu bagaimana?" "Alhamdulillah, Ibuku sudah sehat, karena itulah aku bisa pulang." Mirna menghempaskan pantatnya di atas sofa. "Ingin minum apa, Bu?" "Kamu pengasuh, bukan pembantu, Mbak Na." "Tidak apa-apa, Bu. Mbak Edah sedang tidak ada. Jadi biar saya yang membantu." "Terima kasih, aku minta es jeruk saja, kalau kamu mau, buat juga untukmu, Mbak Na." "Iya, Bu. Terimakasih." Riana menuju dapur, rasanya ia tidak percaya, jika wanita sebaik Mirn