LIFT KHUSUS

1114 Words
                Seorang gadis tengah duduk di sofa kamar Sambil memejamkan mata . punggungnya di sandarkan pada sandran sofa .merilekskan tubuh setelah aktifitas. Terdengar suara pintu tebuka, dilihatnya seorang pria memasuki kamar dengan raut wajah amat lelah serta pucat. Gadis itu bangkit membantu pria itu merebahkan diri di atas ranjang. “Ad,,,harusnya kamu masih istirahat. Kenapa kamu memaksakan diri untuk bekerja?” “Sayang ,,ada hal yang tidak bisa di handle Rico.” Gadis itu terdiam kerana tidak mengerti  dengan pekerjaan Adrian. gadis itu adalah Shafa.  Shafa tidak tega melihat Adrian yang pucat.  Shafa  keluar kamar setelah memastikan Adrian benar benar istirahat.                 Shafa melangkahkan kaki ke dapur karena akan membuat camilan untuk Adrian.  Shafa membuat puding sebagai camilan Adrian sebelum waktu makan malam. “Nona,,” Rico memanggil Shafa saat Shafa hendak menaruh puding yang belum mengeras ke dalam kulkas. “Ada apa Rico?” Shafa menoleh ke arah Rico yang berada di belakangnya. Semenjak nasehat Rico dan Adrian beberapa waktu lalu, Shafa tidak lagi menggunakan bahasa formal kepada Adrian maupun Rico. Rico kemudian menyodorkan sebuah paper bag kepada Shafa. “Apa ini Rico?” Shafa sekedar basa basi.. Shafa tahu apa isi di dalam paperbag tersebut. terlihat dari gambar paperbag tersebut gambar sebuah smartphone merk OPHONE.Shafa merasa lucu dengan nama merk smartphone tersebut. “ini ponsel anda nona.”  Shafa merasa heran kenapa tiba tiba dirinya di beri ponsel. “apa anda tidak menginginkan ini nona?” Rico bertanya karena Shafa tak kunjung mengambil paperbag di tangannya yang menggantung. “ A,,aku mau.” Shafa segera mengambil paperbag di tangan Rico. “Tapi kenapa tiba tiba memberiku ponsel?” “ ponsel itu bukan dari saya nona. Melainkan dari tuan muda.” Rico menjelaskan. “Aku tahu ini pemberian Ad. Tapi kenapa tiba tiba? Bukankah sebelumnya aku adalah burung dalam sangkar.?” Shafa mengibaratkan dirinya seperti burung. Karena memang begitu adanya. Rico tersenyum mendengar perumpamaan Shafa. “ Sekarang burung itu akan di lepas nona, tapi bukan di alam bebas. Melainkan di taman.” Shafa mengernyit, mencerna perkataan Rico yang terdengar janggal. “ Baiklah Rico, ini aku terima.” “ponsel tersebut sudah terdaftar nona. Nona tidak perlu khawatir. Nona bisa langsung memakainya.di dalamnya sudah ada nomor saya dan tuan muda. Bisa anda cek sekarang. Saya harap anda akan menggunakannya dengan bijak.” Jelas Rico panjang lebar. “Rico apakah aku boleh jalan jalan?” Shafa bertanya dengan takut . “silahkan nona... Asal  nona berani.” “Tapi Rico,,,aku bosan berada di mansion terus, aku butuh suasana baru.” Shafa memohon, berharap permintaanya di kabulkan. Rico mengernyit “Anda bosan nona?” “iya” “Anda butuh suasana baru bukan?” Shafa menganggukan kepala mengiyakan perkataan Rico. “Mari saya antar nona.” Seperti mendapat angin segar. Shafa merasa senang dan lega. “Tunggu Rico,,,,.” “Ada apa nona?” “Aku akan ganti baju terlebih dahulu.” Shafa segera berlari menuju kamar dan segera mengganti bajunya. Rico hanya diam. Tidak meng iyakan juga tidak melarang. “Aku sudah siap. Ayo!!” Dengan semangat Shafa berlalu menuju pintu keluar. “Anda mau kemana nona?” seketika Shafa menghentikan langkahnya. “Bukankah kita akan jalan jalan?”  Shafa merasa ada yang tidak beres. Rico hanya menunjukkan raut wajah datar. “Bukankah anda bilang butuh suasana baru?” Rico balik bertanya “ iya itu benar?” “Mari ikuti saya. Saya akan mengantar anda nona.” Rico tak menghiraukan Shafa yang menatapnya penuh tanya. Shafa mengikuti di belakang Rico.Rico membawa Shafa ke belakang. Lebih tepatnya sebelah dapur. Ada sebuah pintu bercat putih. Awalnya Shafa mengira itu adalah gudang tempat penyimpanan alat masak. Tapi Shafa salah. itu adalah pintu menuju lift. Shafa tercengang melihat ada lift di sebelah dapur. Ada sebuah tombol serta sensor di sebelah pintu lift. Setelah Rico berdiri di depan sensor, secara otomatis pintu lift terbuka. “Silahkan anda masuk terlebih dulu nona.” Rico mempersilhakan Shafa setelah pintu lift terbuka. Shafa masuk kedalam lift,dan di ikuti Rico. “jadi disini ada lift?” Shafa bertanya kepada Rico saat keduanya sudah berada dalam lift. “ iya nona.” Rico menjawab dengan santai. “Jadi dari dulu disini sudah ada lift?” Shafa bertanya sekali lagi. “Anda benar sekali nona,” Shafa menghela nafas kesal. “ Kenapa kamu tidak bilang dari awal kalau di sini ada lift. Tahukah kamu? Betapa lelahnya aku harus berlari dari dapur ke lantai tiga bolak balik karena ulah tuanmu itu?” Rico hanya mengankat sebelah alis “Anda tidak pernah menanyakan hal itu kepada saya nona. Jadi saya pikir nona sudah tahu ada lift khusus di sini.” Shafa terdiam, memang benar dirinya tidak pernah bertanya perihal lift tersebut. tapi setidaknya para maid di sini tahu bukan. Mereka sudah bertahun tahun membersihkan serta menjaga mansion tersebut. mereka semua seolah bungkam. “Tapi kenapa tidak ada yang tahu ada lift disini.?” Shafa kembali bertanya “Ini lift khusus nona. Tak ada satupun maid yang diperbolehkan menggunakan lift ini. Hanya saya dan tuan muda saja yang boleh menggunakan lift ini. Anda sendiri sudah melihat bukan? Untuk menggunakan lift ini di perlukan sensor kornea terlebih dulu.” “lalu bagaimana dengan perawatannya.?” Shafa penasaran dengan lift khusus tersebut. sebenarnya ada apa di sana? Atau lebih tepatnya, terhubung kemanakah lift tersebut hingga hanya orang tertentu yang bisa menggunakannya. “Hal itu sudah menjadi urusan saya.” Rico menatap tajam ke arah Shafa. Shafa merasa di intimidasi seketika terdiam. Tidak ingin terjadi sesuatu. Pintu liftpun terbuka. Shafa keluar dari lift dan Shafa di buat tercegang dengan apa yang dilihatnya. “Sebenarnya dimana ini?” Shafa melihat ada berbagai macam game permainan. Seperti time zone  di mall mall besar. “Wah,,,apa itu bioskop?” Shafa menunjuk pintu paling ujung bertuliskan movie. “Benar nona,,,. Jika Anda bosan dan butuh suasana baru, anda bisa kesini.” “Tapi bagaimana aku bisa kemari? Sedangkan aku tidak dapat menggunakan lift?” “Anda bisa naik lewat tangga nona. Tempat ini berada di dalam ruang olah raga tuan muda.” “Jadi ini berada di lantai 3? Di dalam ruang olah raga sebelah mana?” Shafa bertanya, kini jiwa kekepoannya telah muncul. “Jika anda masuk ke ruang olah raga, cari tempat untuk yoga. Di sana anda akan melihat sebuah pintu yang tidak terlalu tinggi. Anda bisa masuk lewat pintu tersebut.  pintu dibelakang anda yang sebelah kanan. Itu adalah pintu penghubung ke ruang olah raga.” Rico menjelaskan panjang lebar. Shafa mengangguk dan akan di ingat di otaknya penjelasan Rico. “Silahkan anda menikmati waktu anda nona.” Rico berlalu pergi menggunakan lift khusus. Shafa kegirangan, namun juga penasaran. Nanti Shafa akan mencari tahu lebih jika ada kesempatan. Sekarang waktunya Shafa bersenang senang. Memainkan semua permainan yang ada.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD