KUCING GARONG

1122 Words
                Di sebuah ruangan yang cukup luas dengan rak buku yang tersusun rapi serta meja dengan layar monitor 19’, seorang pria memperhatikan layar tablet dengan seksama. Pria itu melihat sebuah vidio seorang gadis yang menangis di setiap malam saat beribadah. Ya,,pria itu adalah Adrian yang sedang melihat vidio rekaman cctv dalam kamar yang terhubung dengan tabletnya. Adrian memutar rekaman cctv mulai dari yang semalam hingga beberapa minggu kebelakang. Ternyata memang Shafa setiap malam selalu menangis dalam ibadahnya. Entah sejak kapan Shafa memiliki kepercayaan kepada Tuhan. Yang Adrian tahu di negaranya tidak di wajibkan memiliki kepercayaan. Bahkan mayoritas penduduk tidak peduli akan sebuah kepercayaan termasuk Adrian sendiri. Mungkin karena kepercayaan ini yang membuat kakek memaksanya menikah dengan Shafa.                 Sepertinya kepercayaan kakek dan Shafa sama. Adrian juga pernah melihat kakek beribadah seperti yang di lakukan Shafa. Tapi bedanya kakek melakukannya di siang hari. persetan dengan kepercayaan keduanya. Yang Adrian tahu karena itulah dirinya sekarang terkekang dengan sebuah ikatan pernikahan. Dulu, di saat Adrian stres dan suntuk, adrian akan menghabiskan malam di club malam dengan mengadakan pesta seks bersama para sahabatnya. Tapi kini ia tidak bisa lagi. Bukan tidak bisa lagi, lebih tepatnya dilarang oleh sang kakek. Dengan ancaman akan mencoret nama Adrian dari ahli warisnya. Sekarangpun Adrian selalu di awasi oleh orang suruhan kakeknya. Menyebalkan bukan,,,? Inilah yang membuat Adrian membenci Shafa, meskipun gadis itu tidak bersalah. Karena Shafalah yang membuat Adrian seperti di ikat dengan rantai yang besar dan panjang.” tok,,tok,,tok,,” suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Adrian. “ Maaf tuan mbok Darmi telefon.” Ucap Rico “ Ada apa?” “ Nona Shafa meminta izin ikut mbok Darmi ke pasar.” Adrian ingat kejadian terakhir Shafa ke pasar. Ia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. “ suruh mereka belanja di supermarket saja, jangan lupa ikut sertakan beberapa bodyguard selama mereka belanja.” “Baik tuan” segera Rico menyampaikan apa yang dikatakan bos besarnya itu. Sepeninggal Rico, Adrian melanjutkan melihat rekaman cctv. Tidak ada yang aneh dengan kegiatan yang dilakukan Shafa. “ aku akan membuatmu tersiksa, hingga kau meminta untuk lepas dariku.” Adrian menggumam sambil mengepalkan tangan. ***                 Di sebuah supermarket terbesar, Shafa dan mbok Darmi sedang memilih bahan makanan. shafa memilih beberapa sayur yang sekiranya di butuhkan untuk persediaan dalam kulkas selama seminggu. usai membeli semua kebutuhan dapur, Shafa mengajak mbok Darmi serta dua bodyguard yang senantiasa menjaga Shafa untuk makan siang. Shafa mengajak mereka makan difoodcourt. Dari daftar menu yang tersedia, tidak satupun ada makanan kesukaan Shafa. Kebanyakan menu ala restoran bintang lima. Shafa yang tidak terlalu suka memilih unruk makan pizza. Setidaknya Shafa pernah memakannya. Mbok Darmi serta kedua bodyguard merasa sungkan karena kebaikan Shafa. Selama mereka bekerja, tidak pernah satupun majikan yang mengajak mereka makan di luar seperti ini. Mereka merasa canggung karena diperlakukan tidak biasa. “non,,, tidak usah non,,,” kata Reza salah satu bodyguard. “iya non,,,kita makan di mansion saja bersama pelayan yang lain.” Iwan melanjutkan, juga bodyguard yang menjaga Shafa. Sambil geleng tidak setuju dengan ucapan kedua bodyguard” Kalian juga harus makan,aku tahu kalian belum makan sedari pagikan,,? “ Shafa setengah memaksa “ Tapi non,,,kamikan tidak selevel sama non,,,” “Siapa bilang kalian tidak selevel sama aku? Aku memang istri majikan kalian, tapi itu hanya sebatas status saja. Aku juga seorang pelayan sama seperti kalian. Bukankah kalian semua sudah mengetahui semua itu?” “Tapi non,,,itu beda. Nanti kalau tuan tahu bisa mati kami berdua” timpal Reza sekali lagi “Tuan Adrian tidak akan tahu kalau kalian tidak melaporkannya.” Tegas Shafa tanda ia tidak mau di bantah. Betapa baiknya non Shafa,,,alangkah senangnya tuan Adrian bisa mmiliki istri sebaik non Shafa. Kalau saja tuan tidak menutup mata akan kebaikan non Shafa. Ucap mbok Darmi dalam hati. Kasihan non Shafa,,, mepunyai suami seperti tuan, aku akan berusaha jadi pengawal pribadi non Shafa. agar aku bisa melindungi gadis sebaik non Shafa. reza mengucapkan dalam hati. Mau tidak mau merekapun makan bersama. Tak terasa rasa canggung yamg tadi ada, kini berganti dengan suasana yang menyenangkan. Tidak ada  lagi batasan majikan dan pengawal juga ART. Mereka makan sambil bercanda layaknya saudara. Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan dari jauh. ***                 Di dapur, Shafa memasak untuk makan malam. Beberapa menit lalu, Shafa mendapat perintah memasak. Karena akan ada seseorang yang akan makan malam disana. Serasa mendapat lampu hijau untuk mendapatkan hati Adrian. perlahan Adrian akan bisa menerima Shafa sebagai istrinya. Walapun Shafa tidak terlalu yakin akan hal itu, Shafa akan terus mencoba. Shafa memasak  dengan semangat serta senyum yang mengembang terukir di bibir mungilnya.                 Beberapa masakan sudah tersaji di meja makan. Shafa memasak ayam kecap kesukaan Adrian, sayur sop, tempe goreng serta sambal. Ada juga bakwan udang serta tumis sayur yang di masak mbok Darmi. Usai menyiapakan makan malam, Shafa bergegas mandi, senbentar lagi Adrian akan tiba.                 Shafa menunggu Adrian di pintu depan seperti biasa, tak lama mobil Adrian tiba. Rico turun dan membukakan pintu untuk Adrian. bukan hanya Adrian yang turun dari mobil mewah itu, tapi juga seorang wanita cantik dan seksi. Wanita itu bergelayut manja di lengan Adrian. Apakah wanita ini yang akan makan malam disini? sakit yang dirasakan Shafa. walaupun Shafa belum mencintai Adrian. istri mana yang akan rela melihat suaminya menggandeng wanita lain. Tidak ada. Shafa dengan sekuat tenaga menahan air mata yang sudah ada di pelupuk mata. Shafa menyambut kepulangan Adrian seperti biasa. Dengan senyum yang mengias bibirnya, Seolah tidak ada wanita lain disisi suaminya. Ketika Shafa dan Adrian menuju kamar, Shafa melihat wanita itu mengikuti kemana Adrian melangkah. “Kenapa anda mengikuti kami kekamar nona,,?” Shafa heran kenapa wanita itu mengikuti ke kamar. “biarkan dia ikut,,,!!” bukan wanita itu yang menjawab,melainkan Adrian yang menjawab pertanyaan Shafa. Untuk apa dia ikut ke kamar? Bukankah dia kemari hanya untukk makan malam saja? Di dalam kamar, Adrian menyuruh Shafa agar keluar kamar.tidak biasanya Adrian seperti itu. Selama ini Shafa yang melayani semua kebutuhan Adrian.walaupun itu sekedar melepas pakaian saat akan mandi.namun sebelum Shafa keluar kamar, “Shafa kenalkan Chatrine, dia kekasihku,,,.dan Chat,,kenalkan dia Shafa pelayan pribadiku.” Adrian mengucapkan tanpa beban. Serasa di sayat belati. Semudah itu Adrian memperkenalkan kekasihnya. Tangan Shafa bergerak hendak menyalami  Chatrine, namun tangan Shafa  di tampik begitu saja oleh Chatrine. “heh,,,untuk apa aku bersalaman denganmu,,tangan kotormu tidak pantas menyentuh tubuhku yang berharga ini.” Dengan senyum mengejek. Ingin sekali Shafa memaki dan menjambak rambut wanita itu. Namun ditahan dan mencoba bersabar. “Dasar kucing garong,,,” Shafa memaki Chatrine sambil membuka pintu kamar. Entah apa yang akan mereka lakukan.Shafa keluar dari kamar, dadanya terasa sesak, sakit itu pasti. Shafa merasa, akan ada sesuatu yang akan terjadi malam ini. Entah apa itu. Shafa berlari ke arah taman belakang , dimana Shafa menanam bunga mawar kesukaanya. Disana Shafa menenangkan diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD