Saska keluar dari dapur dan mendapati Ara meringkuk di tikar berbulu seperti tadi malam. Didekatinya Ara namun memperhatikannya dengan tetap berdiri. Ia tidak ingin kejadian semalam terulang lagi. Diperhatikannya Ara lekat-lekat dan seulas senyum tipis terpatri di bibirnya. Mau dilihat dari segi manapun, Ara selalu terlihat cantik, bahkan saat tidur pun justru membuatnya terlihat manis. Saska menepuk dahinya, ini gawat. Saska segera menuju kamar mandi karena ia memang belum membersihkan diri. Dan lagi, jika ia berlama-lama mengamati Ara, dipastikan kejadian semalam sangat mungkin akan terulang kembali. Atau mungkin bisa lebih dari itu. Sebenarnya Ara hanya pura-pura tidur, lagipula memang tidak baik langsung tidur setelah makan. Ia membuka mata saat mendengar derap langkah kaki Saska be