Pengkhianatan

1291 Words

Disebuah ruangan VVIP Raisa terbaring lemah, jarum infus menancap sempurna di tangannya. Perlahan mata cantik itu terbuka, ia masih menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. "Kau sudah bagun!" Suara bariton itu mengalihkan atensi Raisa. Ia menoleh ke samping dan mendapati Bara sedang menatapnya. Saat Raisa hendak duduk, Bara menahannya. "Tetaplah berbaring, tubuhmu masih lemah!" Tegur Bara yang masih menatap wajah pucat Raisa. "Aku mau melihat Ibu, Mas! Ucap Raisa lirih. Bara menghela napas berat, istrinya ini sungguh keras kepala, apa dia lupa kalau sekarang dia sedang hamil dan baru saja bangun dari pingsannya. "Tunggu sebentar lagi, aku akan membawamu pada Ibu. lagian sekarang ibumu masih dalam pantauan dokter dan belum bisa di temui" Ucap Bara. Sebelum Raisa bangun Bara sudah ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD