Ternyata Daniel kembali lebih cepat, dan tanpa sengaja ia dan juga Lucas berpapasan di depan lift.
“Ah! CEO Daniel,” ujar Lucas.
“apa yang Anda lakukan di sini?” tanya Daniel heran.
“Saya ada perlu dengan sekretaris Anda, namun sepertinya dia sedang sibuk,”
“Ah ....”
“Saya permisi karna masih ada pekerjaan lain,”
“Baiklah. Senang bertemu dengan Anda,”
“Ya.”
Setelah itu Lucas masuk ke dalam lift dan meninggalkan lantai 20. Sedangkan Daniel berjalan ke ruangannya. Ia hanya melewati meja sekretarisnya saja.
Krystal yang melihat Daniel melewatinya tanpa mengatakan apapun membuatnya jadi sedikit khawatir.
“Semoga tidak akan jadi masalah,” gumam Krystal.
Jam istirahat sudah selesai, dan Krystal melewatkannya karna pekerjaannya yang tidak kunjung selesai.
“Krystal,” panggil Amelia.
“Ya,” sahut Krystal.
“apa kamu tadi tidak istirahat?”
Krystal menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Amelia.
“Kenapa tidak istirahat?”
“Karna pekerjaanku belum selesai,”
“Astaga. Ini makanlah. Aku tadi membelinya karna takut jika kelaparan di jam kerja,”
“Tapi bagaimana dengan Anda?”
“Tenanglah. Aku masih ada camilan, jadi yang ini buat kamu saja,”
“Ah... Terima kasih. Aku akan menggantinya nanti,”
Amelia mengangguk dan tersenyum.
“Sekarang makanlah,”
Krystal pun mengangguk mengiyakan, ia pun menyeringai Amelia. Namun, ketika Krystal baru saja makan satu suap, Daniel sudah memanggilnya. Akhirnya Krystal meninggalkan makanannya, dan masuk ke dalam ruangan CEO.
“Ya Pak, ada apa?” Tanya Krystal.
“Ini. Berikan pada siapapun yang mau.”
“Apa ini pak?”
“Makanan.”
Krystal mengernyit heran melihat kantong yang ia bawa. Krystal juga melihat sikap Daniel sedikit aneh.
“ini hanya perasaanku saja atau Pak Daniel sedang Badmood?” tanya dalam hati Krystal.
“Ada apa?! Kenapa masih berdiri di sini?!”
“Ti-tidak ada apa-apa, pak. Saya permisi keluar,”
Kemudian Krystal pun berjalan keluar.
“Apa itu?” tanya Amelia penasaran.
“Makanan,” jawab Krystal.
“Wah... Pak Daniel baik ya, sampai membelikanmu makanan,” ujar Amelia.
“Bukan, bu Amelia. Ini kata Pak Daniel tadi di suruh memberikan pada orang yang mau,”
“Loh! Kenapa?”
“Entahlah.”
“Kalau gitu berikan padaku saja,”
“Ini, bu. Jika Anda mau, silahkan saja.”
Krystal memberikan kantong tersebut pada Amelia, karna ia juga tidak tahu harus diberikan pada siapa. Sedangkan Daniel dari dalam ruangan melihat kejadian itu, membuatnya sedikit kesal.
“Dasar wanita b*d*h. Aku membelikannya makanan, dan ia memberikannya pada orang lain.” Gumam Daniel.
Beberapa jam berlalu. Krystal telah melalui hari ini dengan menghadapi kekesalan Daniel. Padahal Krystal tidak tahu apa-apa, namun dia kena sasaran atas kekesalan Daniel.
Akhirnya Krystal pulang ke rumah dengan keadaan badannya yang lelah. Bagi Krystal hari ini sikap Daniel agak aneh, dan juga sepertinya Daniel sedang dalam masalah.
“Hah ... Sebenarnya Pak Daniel kenapa? Kenapa hari ini sepertinya dia sedang kesal?” gumam Krystal.
Setelah meletakkan tasnya, Krystal berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
***
Pagi ini ketika Krystal keluar dari rumahnya, tiba-tiba mobil Daniel sudah berada di depan.
“Loh! Mobil Pak Daniel. Kenapa ada di sini?” gumam Krystal.
Kemudian Krystal menghampiri mobil Daniel, dan melihatnya. Sedangkan Daniel yang berada di dalam mobil langsung menurunkan kacanya, dan menyuruh Krystal untuk segera naik.
“Cepat naik!” Titah Daniel.
“Maaf, Pak. Atas dasar apa Anda memerintah saya? Ini masih pagi, dan belum di kantor jadi saya tidak akan naik ke mobil Bapak. Selamat pagi, pak,” ujar Krystal.
Setelah mengatakan itu, Krystal berjalan ke halte. Ia lebih memilih untuk naik bus daripada satu mobil dengan CEO yang sedang kesal.
“daripada aku di makam hidup-hidup oleh Pak Daniel, lebih baik aku cari aman saja,” gerutu Krystal.
Daniel yang terima penolakan pun akhirnya mengikuti Krystal ke halte lalu ia memarkirkan mobilnya. Kemudian ia turun dari mobil dan menghampiri Krystal.
“Krystal!” Panggil Daniel.
Seketika itu juga terkejut, dan mengangkat kepalanya melihat Daniel.
“Apa yang akan dilakukan pak Daniel?” Batin Krystal.
“Kamu mau berjalan ke mobil saya atau saya gendong kamu sampai mobil?” Tanya Daniel sembari berbisik.
Krystal pun langsung tertegun mendengar perkataan Daniel, ia akhirnya menjawab.
“Saya bisa jalan sendiri, pak.” Jawab Krystal.
“Bagus.” Ujar Daniel.
Kemudian Krystal beranjak dari halte, dan berjalan ke mobil Daniel. Ia langsung masuk ke dalam mobil CEO nya. Setelah itu mereka memakai sabuk pengaman, lalu Daniel mengendarai mobilnya menuju ke perusahaan.
“Sebenarnya Bapak kenapa? Pagi-pagi sudah terlihat kesal saja,” ujar Krystal.
Daniel hanya diam, dan tidak menjawab pertanyaan Krystal. Dan itu membuat Krystal menjadi lebih bingung lagi.
“Apa Bapak ada masalah? Jika iya, Bapak bisa cerita pada saya,” ujar Krystal sekali lagi.
Karna Daniel tidak menjawab, jadi Krystal lebih banyak bicara, dan menebak-nebak apa yang terjadi pada Daniel.
Sampai akhirnya Daniel menginjak rem mobilnya, dan membuat Krystal terkejut.
“Bagaimana sih pak? Apa Bapak tidak bisa menyetir?” bentak Krystal.
“Kita sudah sampai di kantor,” ujar Daniel.
Krystal pun langsung melihat ke sekitar.
“Oh iya. Kita sudah sampai,” ujar Krystal.
Dia merasa malu karna sudah membentak Daniel, padahal ia yang salah karna langsung membentak Daniel.
Kemudian mereka berdua keluar dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam.
“Maaf Pak,” ujar Krystal.
“Untuk apa?” tanya Daniel.
“karna sudah membentak Bapak tadi,”
Daniel hanya tersenyum sinis mendengar perkataan Krystal.
“sekali lagi saya minta maaf Pak,” ujar Krystal.
Ting
Pintu lift terbuka. Daniel dan juga Krystal berjalan masuk. Setelah itu mereka tidak bicara lagi. Krystal pun merasa tidak enak karna telah membentak CEO nya.
Ting
Lantai 20. Daniel berjalan keluar dari lift, dan di ikuti Krystal. Kemudian dia masuk ke dalam ruangan CEO, sedangkan Krystal duduk di kursi meja kerjanya. Krystal langsung mendapatkan pertanyaan dari Amelia.
“Ada apa dengan Pak Daniel?” tanya Amelia heran.
“Ehm ...”
“Apa terjadi sesuatu?”
Krystal mengangguk mengiyakan. Amelia semakin penasaran dengan apa yang sudah terjadi pada CEO nya.
“memang apa yang terjadi?” tanya Amelia penasaran.
Krystal merasa bingung menjelaskannya pada Amelia. Tidak mungkin juga Krystal mengatakan bahwa ia yang telah membuat Daniel jadi kesal di pagi ini.
“Ehm ....”
Ketika Krystal sedang berfikir alasan kenapa Daniel jadi kesal pagi ini, tiba-tiba Daniel memanggilnya.
“Krystal!”
“Maaf, bu. Saya di panggil Pak Daniel.”
Setelah itu Krystal beranjak dari tempat duduknya, lalu ia menyahut buku notenya kemudian berjalan masuk ke dalam ruangan Daniel.
“Iya, pak.”
“Jadwal saya hari ini apa?”
Krystal langsung menjelaskan pada Daniel tentang jadwalnya. Setelah menjelaskan, mereka langsung beranjak ke jadwal Daniel yang pertama.
Ketika keluar dari ruangan CEO, Krystal langsung mengambil tasnya, dan juga berkas yang diperlukan. Setelah itu dia mengikuti CEOnya.
Mereka dalam perjalanan menuju ke tempat pertemuan dengan klien. Di dalam mobil terasa sunyi karna Krystal tidak berani mengajak bicara Daniel. Sebaliknya, Daniel juga sedang fokus menyetir jadi ia tidak banyak bicara.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah restoran. Setelah mobil terparkir, Daniel dan juga Krystal masuk ke dalam.
“Apa CEO Park sudah datang?” tanya Daniel.
“Sudah, pak.”
Mereka pun langsung menuju ruangan yang di maksudkan. Ketika masuk ke dalam ternyata sudah ada dua orang yang menunggu.
“Ah... Maaf CEO Park,” ujar Daniel.
“Tidak apa, CEO Daniel,”
CEO Park memandangi Krystal dengan tatapan yang aneh. Dan Daniel menyadari itu, ia langsung mengajak CEO Park bicara untuk mengalihkan perhatiannya terhadap Krystal.
To be continued