Part 30

1522 Words
Seperti biasa pagi ini bandara Soekarno Hatta sudah dipadati oleh para calon penumpang yang akan berpergian keluar kota atau keluar negeri dengan menggunakan pesawat terbang. Dengan langkah tegas, Jessica yang sudah memakai seragam kebanggaannya melangkah menuju timnya yang sudah berkumpul. Sebenarnya Jessica agak sedikit malas menjalankan tugasnya hari ini, lantaran ia harus satu tim dengan si gadis menyebalkan bernama Fika. Pasti dalam tugasnya kali ini tidak akan berjalan dengan mulus lantaran gadis itu pasti akan sering cari gara-gara dengannya. "Eh, gimana kemarin? Kata si Karin ada acara makan malam di rumah lo sama keluarganya Jana." Nabila langsung menyerbu sepupunya dengan pertanyaan keponya itu. Ya, selain satu tim dengan Fika, Jessica juga akan satu tim dengan Nabila dan juga Reyhan. "Ya, gitu. Tapi kacau gara-gara gue pingsan pas acara makan malam masih berlangsung," jawab Jessica acuh. Moodnya pagi ini memang sedang tidak dalam keadaan baik, karena sebelum berangkat tadi, ia sempat berdebat dengan papanya atas insiden semalam. Kini rasa benci Jessica kepada Jana semakin besar, karena menurutnya Jana sudah mulai mencuci otak keluarganya agar berpihak kepadanya. Benar-benar licik manusia yang satu itu. "Lah, lo kenapa lagi pakai pingsan segala? Perasaan gue akhir-akhir ini lo sering banget sakit," tanya Nabila. "Enggak tahu, mungkin tubuh gue udah mulai lelah sama kehidupan gue yang begini-begini aja," jawab Jessica cuek. Nabila hanya bisa mendengus kesal mendengar jawaban Jessica yang terkesan cuek bebek itu. "Ck, terserah lo 'lah, Maemunah. Kayaknya lo lagi pms!" "Eh, tapi ngomong-ngomong, tante Rika sama om Nata belum tahu siapa pelaku--" Nabila sengaja menjeda perkataannya, lalu ia melirik kanan-kiri, depan-belakangnya, memastikan tidak ada orang yang menguping pembicaraannya dengan Jessica. Apalagi yang akan dibahas ini adalah rahasia besar Jessica. Bahkan keluarganya saja tidak ada yang tahu, kecuali dirinya. Jika ada yang menguping pembicaraan mereka, lalu menyebarkannya bisa bahaya. Ini akan menjadi skandal besar buat sepupunya itu. Mengerti apa yang tengah dipertanyakan oleh sepupunya itu, Jessica pun menjawab, "belum. Gue belum berani ngasih tahu mereka tentang Jana. Kalau gue kasih tahu pasti mereka bakal syok, apalagi papa yang deket banget sama papanya Jana. Pasti setelah ini hubungan papa sama papanya Jana akan hancur karena pastinya papa enggak bakal terima sama kenyataan ini." "Walaupun gue benci banget sama si Jana, gue enggak mau libatin orang-orang terdekat gue sama si Jana," sambungnya. Sebenarnya alasan kuat ia tidak memberitahu keluarganya mengenai siapa sosok Jana sebenarnya, karena masalah ini adalah masalah pribadi pemilik asli tubuh ini. Ia tidak berhak mencampuri urusan pribadi Jessica. Kalau pun kebenaran ini harus terungkap, biarlah diungkapkan oleh Jessica asli atau Jana. Tugas Devan di sini 'kan hanya menyelesaikan masalah yang tertulis di dalam buku diary yang diberikan kakek tua itu. "Woi! Malah bengong!" Jessica mengerjapkan matanya, lalu sedetik kemudian mendelik ke arah Nabila. Lama-lama sepupunya ini menyebalkan seperti Fika. Saat ia akan protes pada Nabila, tiba-tiba saja ada yang sengaja menabrak tubuhnya dari belakang hingga ia oleng dan hampir saja jatuh menubruk tubuh Nabila yang berada di depannya. "Aduh, siapa sih, pagi-pagi udah nyari ribut aja!" gerutu Jessica. Jessica celingukan dan saat menemukan keberadaan Fika yang tengah menyeringai ke arahnya, emosi yang sejak pagi tertahan pun bersiap meledak melihat tingkah menyebalkan Fika. Jika tidak ditahan oleh Nabila mungkin saja pagi ini sebelum briefing dimulai akan terjadi keributan antara dirinya melawan Fika. "Udah, jangan diladeni. Dia sengaja bikin gara-gara sama lo karena pengen lo kepancing dan mulai keributan," bisik Nabila. Tangannya masih memeluk erat tubuh sang sepupu agar tidak pergi menghampiri si biang onar Tiger Air. Jessica menghembuskan napasnya kasar. Netranya masih menatap tajam ke arah Fika yang tengah memasang ekspresi mengejek. Ingin rasanya ia mencakar wajah cantik gadis itu atau menjambak rambutnya hingga terlepas sebagian dan terlihat seperti botak. "Awas lo, Fik! Gue enggak akan diam aja. Kali ini gue bakal balas perbuatan lo!" batin Jessica. Apa yang terjadi pada Fika dan juga Jessica tak luput dari pandangan Reyhan dan beberapa crew lainnya. Sebagian dari mereka sudah biasa melihat tom and jerry-nya Tiger Air. Namun sebagian lainnya yang memang belum pernah satu tim dengan mereka berdua, pasti merasa takjub melihat pertengkaran mereka berdua. Dan Reyhan ada diposisi yang baru melihat secara langsung mereka berdua ribut seperti ini dan Reyhan merasakan ada aura lain dari Jessica. "Lo semakin asing aja, Jes. Gue baru tahu dia orangnya jadi gampang kepancing emosi. Padahal Jessi yang gue kenal adalah Jessi yang sabar dan enggak mudah kepancing emosi kayak gini. Gue ngerasa ini bukanlah Jessi yang gue kenal, melainkan orang lain yang kebetulan memiliki wajah yang sama dengan Jessi," batin Reyhan. Sedangkan itu ada salah satu pramugari junior yang menyadari tatapan berbeda yang dilayangkan Reyhan pada seniornya itu. Ada sedikit perasaan tak rela melihat Reyhan memandang lekat ke arah Jessica. Gadis itu sudah hampir empat bulan ini menyukai Reyhan. "Sama mbak Natasha aja gue udah cemburu, apalagi ini sama mbak Jessi. Kenapa sih, saingan gue pada berat-berat banget," batin gadis bername tag Camillia Minartie Suharjono. Seseorang yang sejak tadi memperhatikan keadaan sekitarnya dalam diam tampak tersenyum penuh arti melihat sosok Mila yang merasa terganggu dengan tatapan rekan kerjanya itu pada Jessica. Perlahan ia melangkahkan tungkainya mendekati gadis itu. "Cemburu ya, liat tatapan mas Reyhan?" Sontak perkataan pemuda itu langsung membuat Mila segera tersadar dari lamunannya. Gadis itu tampak gelagapan dan tak bisa menyembunyikan semburat merah di pipinya karena sudah tertangkap basah memperhatikan Reyhan dan juga Jessica. Ardi yang merupakan co-pilot dalam penerbangan hari ini pun terkekeh geli melihat wajah malu-malu Mila. Ia paham gadis seperti Mila adalah tipe pemalu. Namun yang mengherankan adalah dia bisa lolos tes masuk pramugari, karena setahunya menjadi seorang pramugari harus berkepribadian ekstrovet. "Eh, enggak kok," elak Mila. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri karena sudah kehilangan kontrol barusan. "Kamu suka, ya, sama mas Reyhan?" bisik Ardi. Sontak raut wajah Mila pun berubah menjadi panik. Ia menggelengkan kepalanya dan menatap Ardi dengan ekspresi horor. Ia mencoba menyangkal apa yang diucapkan Ardi. "Oh, kirain kamu suka sama mas Reyhan. Kalau suka sama mas Reyhan mendingan deketin mbak Jessica aja, karena setahu saya mbak Jessica sama mas Reyhan sahabatan," bisik Ardi yang membocorkan rahasia yang selama ini tak pernah diketahui oleh karyawan lainnya. Mila tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Ia tidak pernah tahu, jika Jessica dan Reyhan adalah sepasang sahabat. Jika begitu kenyataannya ada sedikit perasaan lega yang hinggap di hati Mila. Setidaknya saingannya hanya Natasha saja, karena ia belum tahu apa status gadis itu dengan Reyhan. Apa sama seperti Jessica atau tidak. Melihat raut wajah Mila yang seperti terprovokasi dengan ucapannya barusan, Ardi pun tidak bisa menyembunyikan seringaiannya. Sepertinya rencananya akan berjalan dengan mulus. "Reyhan, Jessica, Jana, kalian bertiga harus hancur!" batin Ardi. Raut wajah laki-laki itu berubah. Rahangnya tampak mengeras dan tangannya tampak terkepal erat menandakan jika dia tengah menahan emosinya. Tak banyak orang yang tahu jika Ardi merupakan bagian dari masa lalu Reyhan, Jana, dan Jessica. Bahkan ketiga orang itu tidak menyadarinya. *** Wajah Natasha berpaling ke sisi kanan bertepatan dengan suara tamparan yang terdengar begitu keras. Natasha memejamkan matanya dan harus merasakan perih di pipi kanannya yang kini tampak memerah akibat ulah seseorang. "Udah berapa kali saya bilang, lupakan David! Dia itu sudah mati! Enggak seharusnya kamu mencintai orang yang sudah terkubur di bawah tanah sana!" bentak Guntara Subroto. Sedangkan Natasha hanya dapat terisak pelan mendapat bentakan dari papa tirinya. Beberapa waktu yang lalu saat papanya menghampirinya ke kamarnya, beliau tidak sengaja melihat potret David yang masih terpajang di kamar sang putri. Guntara jelas marah dan membuang potret David ke dalam tong sampah yang berada di dalam kamar itu. Dan kebetulan aksinya terlihat oleh Natasha yang baru saja keluar dari kamar mandi. Natasha jelas marah saat potret sang pujaan hatinya dibuang oleh sang papa. Bahkan Natasha tak segan-segan berbicara dengan nada tinggi kepada papa tirinya itu karena tak terima dengan apa yang dilakukan oleh papa tirinya. Dan akibatnya Natasha harus mendapat sebuah cap merah di pipi kanannya. "Tapi Papa enggak berhak buang kenangan aku sama David! Dan Papa juga enggak berhak atur-atur hidup aku lagi! Aku udah besar, Pa! Aku bisa nentuin jalan hidup aku sendiri!" teriak Natasha. Mendapat perlakuan kurang ajar dari putri bungsunya itu, sontak saja membuat emosi Guntara kembali berkobar. Ia tidak terima diteriaki oleh Natasha, anak yang sudah diurusnya sejak kecil dan dibahkan ia rela memberikan segalanya untuk putri tirinya itu. Namun apa balasnnya, demi membela kekasihnya yang sudah meninggal, putrinya itu sampai berani melawannya. Ini benar-benar penghinaan untuknya. "Jaga bicara kamu, Natasha! Yang kamu bentak dan teriaki ini adalah papa kamu! Orang yang udah urus kamu dari kecil!" sentak Guntara. "Saya pokoknya enggak mau tahu, kamu harus lupain David dan mulai terima Reyhan! Reyhan jauh lebih baik dibandingkan pacar kamu yang udah bikin saya rugi materi dan juga nama baik!" sambung Guntara. Setelah mengatakan itu, laki-laki paruh baya namun masih terlihat tampan itu akhirnya pergi dari kamar putri bungsunya karena ia tidak ingin kembali kelepasan dan melukai Natasha yang sudah sejak kecil ia anggap seperti putri kandungnya sendiri. Sedangkan itu Natasha terisak pelan sembari memeluk erat foto David yang barusan dibuang oleh papanya ke dalam tong sampah. Hatinya akan terasa sakit saat orang-orang menghina David yang sudah tenang di alam sana. "Kamu enggak akan tergantikan, Vid. Kamu tetap akan menjadi nomor satu di hati aku," gumam Natasha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD