Part 24

1006 Words
Jessica menatap tak enak ke arah Chandra yang masih memasang raut khawatirnya. Jujur, walaupun ia membenci laki-laki itu karena hampir malakukan hal tidak baik padanya, kali ini ia benar-benar merasa bersalah kepada atasannya itu. "Kamu dari mana aja sih, Jes?! Saya udah cari kamu ke mana-mana, sampai-sampai saya suruh anak buah saya buat cari kamu!" tanya Chandra dengan nada frustasi. Ayolah, siapa yang tak panik jika orang yang kita ajak ke sebuah tempat tiba-tiba saja hilang tanpa membawa alat komunikasi atau barang berharganya. Pasti pikiran kita akan tertuju pada kata 'penculikan'. Jessica menundukkan kepalanya. "Ma-maaf udah bikin Bapak khawatir sama saya. Saya enggak bermaksud membuat Bapak panik." Chandra mengusap kasar wajahnya. Ingin sekali ia mengumpati Jessica karena telah membuatnya kelimpungan, sementara itu gadis itu dengan mudahnya meminta maaf kepadanya. Tak tahu saja wanita itu jika ia sampai memarahi petugas keamanan dalam gedung tersebut karena kelalaiannya. Selain itu Chandra juga hampir merusak pesta temannya ini. Makannya sekarang ia sedikit marah kepada wanita di hadapannya itu yang sudah pergi seenaknya, lalu datang juga dengan seenaknya. "Sumpah, ya, Jes, saya khawatir banget sama kamu. Saya udah berpikir yang enggak-enggak tentang kamu. Setidaknya kalau mau pergi izin dulu sama saya biar saya enggak khawatir dan berpikir macam-macam," ucap Chandra. Sementara itu Natasha dan Reyhan yang melihat mereka dari kejauhan tampak tersentuh dengan Chandra. Bahkan mereka belum pernah melihat sikap atasannya seperti ini. "Jadi berita itu benar, ya?" Reyhan mengerutkan keningnya, lantas menoleh ke arah Natasha yang tengah menatap ke arah Chandra yang tengah mengomeli Jessica karena hilang begitu saja. "Maksud kamu apa?" tanya Reyhan. Kini giliran Natasha yang mengerutkan keningnya. "Loh, emangnya Kakak enggak tahu gossip yang beredar antar pegawai Tiger Air?" Pertanyaan Natasha dijawab gelengan kepala oleh Reyhan. Selama ini ia memang jarang memedulikan gossip yang tengah beredar antar crew Tiger Air. "Ituloh, gossip mbak Jessica lagi dekat sama petinggi Tiger Air. Beritanya sih, emang agak enggak enak dan terkesan ngada-ngada. Masa mbak Jessica dituduh main curang supaya karier dia makin melejit di Tiger Air. Dan kami enggak nyangka kalau gossip mbak Jessica sama pak Chandra itu benar," jelas Natasha. Seketika raut wajah Reyhan pun berubah setelah Natasha menceritakan tentang gossip kedekatan Jessica dan Chandra. Ada perasaan tak suka mendengar mereka berdua dekat. "Kayaknya pak Chandra suka sama mbak Jessica, deh. Keliatan banget dari gerak-geriknya," ucap Natasha yang semakin membuat Reyhan dirundung rasa kesal. "Tapi kayaknya mbak Jessi yang enggak suka sama pak Chandra," lanjut Natasha yang seketika membuat Reyhan mendongakkan wajahnya. "Kamu tahu dari mana Jessi enggak suka pak Chandra? Atau jangan-jangan kamu cenayang, ya?" ujar Reyhan diselingi candaan agar Natasha tidak menyadari jika ia sedang dalam mood buruk setelah mendengar cerita gadis itu. Mendengar ledekan Reyhan, Natasha pun tersipu malu. Walaupun ia belum sepenuhnya move on dari kekasihnya dulu yang telah meninggal dunia, ia tidak bisa membohongi perasaannya bahwa ia memiliki perasaan khusus kepada Reyhan walaupun hanya sedikit. Dan mendapat perlakuan manis dan juga candaan laki-laki itu selalu membuat Natasha tersipu malu. Natasha yakin, lambat laun perasaannya kepada Reyhan akan semakin besar. Ia hanya butuh waktu saja untuk bisa menempatkan Reyhan di tahkta tertinggi hatinya. "Ih, apaan, sih! Keliatan tahu dari cara natap mbak Jessi ke pak Chandra. Bahkan yang aku lihat mbak Jessi kayak yang enggak nyaman sama pak Chandra," ucap Natasha. Mendengar penuturan Natasha, sontak Reyhan pun mengalihkan atensinya pada Chandra dan Jessica. Ia mengamati gerak-gerik Jessica, memang benar jika dilihat dari mata dan gerakan tubuh Jessica, sahabatnya itu terlihat kurang nyaman. Sepertinya Jessica memang bum benar-benar bisa sembuh dari traumanya. "Udah ah, kok jadi gossipin orang, sih. Lama-lama kamu ketularan anak-anak yang suka banget gossip sana-sini. Belum tentu apa yang kita lihat itu kenyataannya," ucap Reyhan yang kini mengalihkan tatapannya dari Jessica saat tak sengaja netra mereka bertemu. Mendengar itu Natasha pun langsung menekuk wajahnya. Entah perasaannya atau bukan, kok sejak tadi Reyhan terlihat menyebalkan, ya? "Harusnya kamu enggak jauhin aku, Jes," batin Reyhan. *** Di sisi lain Chandra belum berhenti mengomeli Jessica sampai membuat Dean yang berdiri tepat di samping Chandra hanya bisa mendengus kesal. Laki-laki itu sekarang tak ada bedanya dengan ibu-ibu komplek yang sedang menceramahi anaknya yang nakal. "Sekali lagi saya minta maaf, Pak," ucap Jessica. Chandra menghela napasnya, ia menarik tangan Jessica cukup kuat hingga tubuh ramping Jessica menabrak tubuh atletisnya. Ia memeluk erat tubuh Jessica dan mengecupi puncak kepala wanita itu. "Jangan buat saya khawatir lagi," ucap Chandra dengan lembut. Dean yang mendengar suara lembut kakak sepupunya hanya bisa menahan mual melihat kebucinan Chandra. Kini ia sangat yakin, bahwa kakak sepupunya itu benar-benar menginginkan Jessica. Kata 'menginginkan' di sini dalam konteks suka beneran atau lebih halusnya Chandra mencintai Jessica, bukan sekedar nafsu saja pada gadis itu. "Dasar bucin!" ledek Dean. Chandra tak menghiraukan adik sepupunya itu. Ia masih asyik menghirup dalam-dalam aroma shampo yang menguar dari rambut Jessica. Sementara itu Jessica yang tiba-tiba mendapat perlakuan seperti itu dari Chandra tentu saja terkejut. Namun bukan hanya itu yang membuatnya tertegun, namun kata-kata laki-laki itulah yang membuatnya terdiam sejenak, mengabaikan perlakuan Chandra yang seenak jidatnya memeluk tubuhnya dan menciumi puncak kepalanya. "Jangan kayak gini lagi, jangan buat aku khawatir sampai aku lupain janji aku sama teman-teman aku gara-gara ngedengar Kakak kecelakaan," ucap Neta pada Devan yang tengah terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Satu jam yang lalu Neta mendapatkan kabar bahwa kekasihnya kecelakaan saat akan pulang menuju rumahnya. Neta yang saat itu sudah ada janji dengan teman-temannya tentu saja terkejut mendapatkan kabar kurang mengenakan dari kekasihnya itu. Ia sampai membatalkan janjinya dengan teman-temannya hingga membuat teman-temannya marah karena mereka sudah memesan tiket bioskop. "Iya maaf, Sayangku. Udah dong jangan marah-marah lagi-lagi, Kakak baru aja kena musibah loh, harusnya hibur bukan malah diomeli. Harusnya disayang-sayang dielus yang lukanya," ucap Devan. Neta mendengus mendengar penuturan Devan. Namun tak urung ia melakukan seperti yang diinginkan oleh Devan. Ia mengusap rambut Devan dengan lembut hingga membuat Devan merasa nyaman dan perlahan matanya terpejam. Hingga lima menit kemudian laki-laki itu tertidur dengan nyaman. Jessica menghela napasnya pelan mengingat kembali sebagian memori ingatannya tentang Neta saat ia masih berada dalam raga aslinya. Neta selalu perhatian kepadanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD