9.4

689 Words

“Tapi wajah lo kok kayak ga bahagia?” Reza terus terpikir ucapan Hanum tadi. Benarkah? Benarkah dirinya masih terlihat tidak bahagia di mata orang lain? Tapi Reza pikir dia telah bahagia karena sudah mendapatkan Uci sebagai istrinya. Kini ia telah sampai di depan pintu rumahnya sendiri, mengetuk dengan lelah. Padahal sebelum berpisah dengan Hanum tadi ia masih merasa bersemangat. “Ci.” “Iya sebentar!” teriak Uci dari dalam rumah. Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan Reza kembali mendapati wajah yang selalu ia bisa lihat meskipun dengan mata terpejam. “Pasti salah,” gumam Reza pada dirinya sendiri. “Kenapa Jak?” “Oh engga, could you give me a hug?” sebelum Uci sempat menjawab Reza sudah lebih dulu memeluk gadis itu dan menghirup aromanya yang memberi efek menenangkan bagi Reza. “

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD