8.3

1166 Words

Uci dilanda perasaan tidak enak, jam tangan cantik itu bahkan sama sekali tidak menarik perhatiannya. Secarik kertas kecil berisi tulisan tangan Rakalah yang membuat Uci mondar-mandir di dalam kamarnya kembali mencoba menghubungi Raka. “Halo,” sapa Uci pada seseorang yang mengangkat telfonnya begitu tersambung. “...” “Ke kamar gue sekarang, please,” ucap Uci dan kemudian mematikan sambungan telfonnya tanpa menunggu penolakan. Tidak perlu menunggu waktu lama karena orang yang ia hubungi barusan adalah orang yang tinggal di rumah yang sama dengannya, Uci mendengar bunyi ketukan pintu. Ia mempersilahkan Indah masuk dan setelahnya memastikan pintu kamarnya terkunci. “Gue ga tau.” Ucap Indah mendahului pertanyaan Uci tentang Raka. Belum sempat Uci menanyakan keberadaan Raka tapi Indah su

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD