Bab 35. Tentang Clarisa dan Abraham “Lihat dokter Bram kalah taruhan denganmu Kak,” ujar Marc dengan senyuman yang senantiasa masih menghiasi wajah remajanya yang tampan. Pantas saja dia mau ikutan gabung, kalau ada audisi boyband. Wajahnya yang cenderung cantik khas anak boyband memang sudah jadi modal awalnya. Sayangnya dia selalu gagal saat ikut audisi. Padahal suaranya bagus. Entah, mungkin itu memang bukan jalan ninjanya. Batin Clarisa terkikik dengan pemikirannya sendiri. “Ah lalu apa urusannya semua itu denganku?” ucapnya dalam hati untuk mengakhiri lamunannya yang entah kenapa sampai ke mana-mana. “Makanya dia sudah cepat-cepat melarikan diri, takut kutodong hadiahnya. Queen sih, dilawan,” seloroh Clarisa membusungkan d**a mencoba mengusir rasa sedih yang masih setia menggayuti