Siang ini dalam suasana ruangan yang tampak temaram tanpa penerangan, John Smith tampak memandang lautan dari jendela ruangannya. Hanya ada garis cahaya yang menembus kegelapan dari celah gorden yang dia buka tak seberapa. John Smith layaknya seorang vampir yang takut akan sinar matahari. Dia tak pernah membiarkan ada cahaya masuk ke dalam ruang pribadinya. Sungguh dia mencintai dunia kegelapan. Dari netra hitamnya, terlihat bayangan gelombang samudera Pasifik yang begitu besar dan menerjang karang. Begitu kuat dan memelintir ujung air laut hingga menghantam pasir di tepi pantai.
Namun pria itu menoleh ke belakang saat mendengar suara pintu ruangannya berderit, tanda ada seseorang yang masuk ke dalam ruangannya yang temaram. Netra hitamnya menangkap sosok pria berperawakan besar dan tegap berjalan mendekat, kemudian menunduk hormat.
"Maaf mengganggu waktu anda, Sir." Lucas tampak menundukkan kepalanya kemudian kembali berdiri tegap. Sedangkan John Smith hanya mengangguk pelan kemudian kembali menatap pemandangan samudera yang luar biasa hebat.
Di sinilah dia tinggal. Di sebuah pulau tak berpenghuni yang berada di tengah samudra Pasifik. Tempat yang tak terjamah manusia. Bahkan tak ada dalam peta dunia. Pria itu memang sengaja menghilangkan diri dari dunianya. Dan akan kembali setelah berhasil menyelundupkan Cloning Maxi de Luca ke dalam markas de Luca.
"Ada apa kau datang?" Tanya John Smith dengan suaranya yang begitu tegas. Ada kekuatan yang terpendam walau hanya dengan mendengar suara pria itu. Mampu membuat siapapun bergidik ngeri dan menunduk hormat karena takut mati. John Smith layaknya malaikat pencabut nyawa yang mengerikan dan kejam.
"Saya ingin menyampaikan terkait perkembangan kloning yang dilakukan oleh prof. Ligius Arthus," ucap Lucas membuat John Smith membalikkan tubuhnya karena rasa penasaran yang menggebu. Pria itu bergerak perlahan dengan langkah yang tegas. Sedangkan netra hitamnya yang kelam menatap tajam ke depan. Dan langkah itu berhenti tepat di depan sebuah meja kebanggaannya. Dan kini John Smith menyandarkan panggulnya ke tepi meja. Pria itu tampak melipat tangan di depan d**a dengan gaya yang begitu arogan.
"Bagaimana perkembangannya?" Tanya John Smith.
"Prof. Ligius Arthus telah berhasil menciptakan embrio dari kloning Maxi de Luca. Dan dia sedang berusaha menjaga kondisi rahim ciptaannya demi keberhasilan perkembangan embrio menjadi janin," ucap Lucas.
John Smith menyimak apa yang diucapkan oleh Lucas. Pria itu pun tersenyum puas sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi ke ruang laboratorium.
Mendengar berita keberhasilan terkait kloning Maxi de Luca membuat John Smith sangat senang. Pria itu bergegas ke ruang laboratorium demi melihat embrio kloning dari Maxi de Luca yang sedang berkembang.
Langkah cepat dan tegapnya begitu tegas. Bahkan derap langkahnya yang bertepuk dengan lantai terdengar begitu dingin dan mencekam. Walau hatinya begitu puas, namun hanya ada wajah kaku yang bisa dia tampakkan. John Smith, sang penguasa dunia hitam bertekad akan menjadikan dirinya sebagai satu-satunya penguasa dunia narkotika.
Setelah pintu ruang laboratorium dibuka menggunakan remote control, aroma anyir dan zat kimia segera menyeruak. Aroma kental khas laboratorium itu sangat menusuk. Namun semuanya tak membuat John Smith mundur. Pria itu benar-benar ingin melihat perkembangan embrio Maxi de Luca.
PROK PROK PROK
John Smith menepuk tangannya dengan suara yang sangat nyaring. Hal itu membuat Prof Ligius Arthus yang sedang melakukan pengecekan terhadap embrio pun menoleh ke arah sumber suara.
"Bisa saya melihat isi di dalamnya?" Tanya John Smith menunjuk tabung rahim buatan. Pria itu benar-benar penasaran, seperti apa penampilan embrio di dalamnya. Karena dengan mata telanjang, pria itu hanya melihat selang-selang kecil dan tabung yang dia yakini berisi nutrisi.
"Silahkan," ucap Prof Ligius Arthus bergerak minggir, memberikan ruang untuk John Smith menatap apa isi di bawah microscope electon.
John Smith pun tersenyum puas. Sungguh dia ingin bisa segera melihat seperti apa embrio itu. Dan netra hitamnya berbinar menatap keindahan di bawah sebuah microscope electon. Dia tak pernah membayangkan bahwa embrio memiliki penampilan yang luar biasa.
Di bawah microscope electon, John Smith melihat sebuah benda berbentuk bulat yang tak beraturan. Bergelombang dengan warna merah yang bergradasi dengan putih. Layaknya buah murbey yang semakin lama semakin banyak membentuk lipatan dan semakin membesar. Sungguh ini adalah hal yang sangat luar biasa. John Smith bisa membayangkan betapa hebat tekhnologi yang telah dilakukan oleh prof. Ligius Arthus hingga mampu membuat Cloning Maxi de Luca. Tak peduli seperti apa prosesnya, yang jelas dia tak ingin ada lagi kegagalan.
"Apa ini yang dinamakan embrio?" Tanya John Smith.
"Ya ini embrio dalam fase grastulla," ucap prof. Ligius Arthus.
"Grastulla?" John Smith mengucap ulang istilah yang disebutkan oleh sang profesor. Sungguh dia tidak paham akan fase pembentukan manusia.
"Ya... Saat ini baru masuk ke fase grastulla. Masih ada satu tahap lagi untuk menjadi janin. fase gastrula adalah fase dirombaknya sel-sel blastula menjadi tiga lapisan germinal (lapisan embrionik). Hal tersebut akan membentuk organ tubuh tertentu yaitu lapisan eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Setelah fase gastrula akan ada Fase organogenesis adalah fase pembentukan organ-organ tubuh pada janin dari tiga lapisan germinal yang terbentuk pada fase gastrula. Lapisan eksoderm akan membentuk sistem saraf, lapisan epidermis, mata, jaringan ikat di kepala, dan telinga bagian dalam. Lapisan mesoderm akan membentuk otot-otot, sel darah, jaringan ikat tubuh, tubulus ginjal, sistem organ reproduksi, sistem ekskresi, serta sistem kardiovaskular," ucap sang profesor menjelaskan. Sedangkan John Smith hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan untuk menjadi janin?" Tanya John Smith sudah tak sabar menunggu kelahiran sang kloning.
"Dalam kondisi normal atau biasa disebut fertilisasi alami, dalam waktu 24 jam setelah pembuahan terjadi, sel telur akan berubah menjadi zigot. Zigot ini kemudian akan berkembang menjadi embrio atau bakal janin dan menempel di dinding rahim dalam waktu 5 sampai 10 hari setelah pembuahan. Dan ini adalah fase vegetatif di mana saya juga memberikan hormon untuk mempercepat proses pembelahan sel. Sehingga bisa diperkirakan hanya membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 7 hari saja embrio sudah bisa menjadi janin."
"Tidak bisakah dosis hormon diperbanyak untuk mempercepat prosesnya?" Tanya John Smith.
"Tidak bisa. Semua ada kadarnya jika anda ingin hasil yang terbaik. Jika pemberian hormon pertumbuhan terlalu banyak, maka akan mempengaruhi kerja sel setelah hasil kloning berhasil di lahirkan. Dia akan tumbuh dengan ukuran abnormal," ucap Prof. Ligius Arthus menjelaskan.
"Baiklah. Lakukan yang terbaik dan jangan sampai gagal. Saya percayakan semuanya pada anda," ucap John Smith tersenyum puas. Walau tersenyum wajah pria itu justru malah tampak semakin mengerikan. Membuat siapa pun yang melihatnya akan menunduk karena ketakutan. Dan kini John Smith pun pergi meninggalkan ruang laboratorium dengan hati yang puas.