Pertarungan Dua Dewa Perang

1563 Words
Semua orang yang terkejut dengan apa yang Oboi perlihatkan mulai tersulut emosi, itu terlihat dari ekspresi wajah mereka yang mulai berubah. Sekitar tiga puluh orang kini nampak berdiri dan ingin melakukan sesuatu begitupun dengan Ryan. "Keadaan semakin buruk, gimana nih? aku gak mau terlibat lebih jauh," gumam Arya semakin khawatir dengan keadaan itu. "Nyari mati lu, ya? ribut sama gua," ucap beberapa orang yang nampaknya telah tersulut emosi. "Gila, apa harus dipukulin kali, ya?" ucap Deden. "Den, gebukin aja ayo mumpung banyak bocah di sini, biar kapok tuh anak baru songong," ucap Amon yang nampaknya memiliki dendam yang cukup dalam karena ia baru saja kena pukulan Oboi di kelasnya. Ryan mulai mendekat dan berencana melakukan sebuah pukulan ke arah wajah Oboi tetapi, lagi-lagi pukulan yang di arahkan ke Oboi dengan mudah ia hindari dan dengan memutar tubuhnya kemudian Oboi membanting Ryan ke belakang dan membuat ia terkapar. Wajah Oboi menjadi cukup seram sehingga anak-anak yang sebelumnya bermulut besar kemudian terdiam seakan tak percaya dan mereka juga merasa jika Oboi bukanlah orang sembarangan. "Ya ampun berapa kali aku harus bilang kalo aku cuma mau ngomong sama si Angga, kenapa malah kalian yang maju? liat sendiri akibatnya, kan?" ucap Oboi menyeringai ke arah anak-anak yang sebelumnya emosi dan mereka hanya menampilkan ekspresi kesal tanpa bisa berbuat apa-apa. "Oboi benar-benar kuat, dia menumbangkan dua orang sekaligus di sini walaupun dua orang itu terkenal akan kehebatannya dalam berkelahi, aku harus keluar dari sini," gumam Arya yang berniat untuk lari. Menyadari gerak-gerik Arya yang mencurigakan kemudian salah satu dari mereka nampak memeganginya dan berbisik. "Mau kemana? gausah pergi biar kami ada alasan sama guru," ucap orang itu yang ternyata adalah Kevin salah satu dari mereka yang juga dijuluki si Dewa perang. "Kevin? kamu ngapain? lepasin, Vin," ucap Arya yang nampak panik karena rencananya berhasil di ketahui. "Cemen amat, sih? lagian lu gak bisa keluar dari semua masalah ini, walaupun lu kabur bakal tetep dikejar ya jika dibandingkan mungkin nasib lu bakal kayak si Leo," ucap Kevin nampak mengancam dengan ekspresi menyeringai. "Apa? Leo? kenapa kalian ngelakuin ini? ini masih jam sekolah, kalian bisa kena masalah," ucap Arya kesal. "Kan udah bilang, makanya lu ada di sini biar guru gak terlalu marah pas liat kita," ucap Kevin. "Apa-apaan," ucap Arya yang napasnya semakin cepat karena ia cukup kebingungan dengan apa yang terjadi. "Banyak bacot ni orang," ucap Kevin sudah mulai terpancing emosi. Melihat dua temannya tumbang di tangan Oboi kemudian Angga melangkah ke arah Oboi untuk melakukan sebuah pembicaraan. "Wih gila kuat banget sumpah, kira-kira kalo ribut sama si Angga siapa yang menang, ya?" ucap Rivan anak kelas sebelas yang kebetulan ada di sana dan berbicara pada temannya. "Gua juga gatau tapi, Angga itu kuat banget loh, katanya dia pernah dikeroyok lima orang tapi dia menang, makanya dia jadi jakam di sekolah," ucap Aldo yang memiliki rambut keriting itu. Mereka kini saling menatap, mata dingin Angga terlihat seakan dia ingin menunjukkan jika ini adalah daerah kekuasaannya dan tak ada satupun orang yang bisa meremehkan ia di sana. Tanpa basa-basi Angga yang saat ini bertatapan dengan Oboi kemudian melayangkan sebuah pukulan keras yang tepat di wajah Oboi. Tidak seperti kedua orang sebelumnya bahkan Oboi terlihat tak bergeming dan cukup kesulitan untuk menghindari pukulan Angga yang keras itu bahkan mengakibatkan ia mengeluarkan darah. Oboi tidak terjatuh sama sekali setelah menerima pukulan keras itu tetapi, ia hanya berpindah beberapa langkah karena memang pukulan Angga saat itu cukup keras. "Dateng-dateng mukulin temen, gua. Rasain Anji**!" ucap Angga nampak marah dan meluapkan emosinya. Ciri khas seorang berandalan yang hanya menggunakan ototnya saat bertarung tanpa memikirkan resiko jangka panjang. Oboi yang saat ini telah terkena satu pukulan Angga kemudian membalas pukulan itu tetapi, Angga berhasil menghindar dan malah melayangkan satu pukulan tambahan ke wajah Oboi dan lagi-lagi mengenai wajahnya itu. Semua orang nampak berteriak saat Angga berhasil memukul Oboi dua kali bahkan ada yang menyebut jika pertarungan itu tidak seimbang karena Angga berada di level yang lebih tinggi diantara semua temannya yang lain. "Mampus, lu!" ucap Amon yang nampak senang melihat Oboi terkena tinju keras Angga. Deden yang menyaksikan itu malah nampak terdiam dan memberikan sebuah ekspresi yang cukup mengherankan. "Gak mungkin, gua tau bener gimana pukulan si Angga. Dulu waktu masih kelas satu dan rebutan posisi jakam, gua pernah dapet pukulan kayak gitu juga dan bikin gua sampai masuk ICU, bahkan si Cungkring aja pernah ngerasain pukulan keras Angga tapi, kenapa bocah itu masih bisa diri pas udah dapet bogeman si Angga? sial, kuat banget asli," gumam Deden nampak khawatir. "Huu, mantap emang bos gua gak ada lawan, cuk," ucap beberapa orang yang nampaknya cukup senang melihat pertunjukan di hadapan mereka. Sementara Cungkring kembali bangkit dan memegangi wajahnya begitu juga Ryan, mereka kini melihat Angga sedang menghadapi Oboi sehingga mereka mundur untuk sesaat. "Gila kuat banget pukulannya, gua ampe gak bisa diri, kampret," ucap Cungkring yang nampak kesal. "Lu bener, siapa sih ni orang? gila tangannya kayak besi tapi keliatannya si Angga udah ngehajar duluan tuh," ucap Ryan yang juga baru bangkit. Kevin cukup tercengang dengan ketahanan tubuh Oboi yang telah menerima dua pukulan di wajah tetapi, masih bisa berdiri sehingga ia bertanya pada Arya siapa sebenarnya Oboi. "Gila tuh orang, masih bisa berdiri padahal gua tau betul gimana pukulan si Angga, Cungkring dulu ampe gak sekolah seminggu gara-gara satu kali doang rasain pukulan Angga, ini orang udah dua kali tetep aja gak tumbang, siapa sih ni orang?" ucap Kevin cukup tercengang dan dibuat sedikit tak percaya dengan apa yang terjadi di sana. Arya semakin khawatir jika dua orang itu sudah melakukan sebuah pertarungan, sesuatu yang buruk akan terjadi jika keduanya tidak dihentikan. "Woy, lu kenal dia, kan? dia siapa, sih? kok kuat amat? sekuat apa tuh bocah? kasih tau gua!" ucap Kevin sedikit membentak Arya agar ia mau memberitahu siapa sebenarnya Oboi. "Eh? kenapa kamu nanya kayak gitu? aku gamau ikut campur lagi sama persoalan kayak gini, aku gatau harus bilang apa yang paling penting aku pengen pergi dari sini," ucap Arya merasa ketakutan. "Lu kenapa, sih? lu takut sama siapa?" tanya Kevin semakin kesal karena Arya tidak menjawab pertanyaannya. "Aku takut ini semakin gede masalahnya," ucap Arya yang langsung lari dan melepaskan pegangan dari Kevin dan membuat Kevin terkejut. "Woy anjir, mau kemana, lu?" ucap Kevin refleks tetapi tak mengejarnya karena dia cukup cepat berlari. Arya melewati Ryan juga Cungkring bahkan ia melewati Angga dan sempat menatap wajah Oboi yang nampak melirik ke arahnya dengan seringaian yang khas dari Oboi, hal itu membuat Arya membelalakkan matanya sembari berlari. "Dia gila, dia mau ngelakuin sesuatu yang jauh lebih ekstrim dari ini, aku harus lapor guru," gumam Arya yang berhasil lari dari gudang dan cukup kencang bahkan ia menabrak Angel yang tak sengaja berjalan di depannya. Bruk! suara tabrakan itu bahkan membuat Arya kini berada di atas Angel yang nampak terlentang di atas ubin lorong. Untung saja saat itu sedang sepi karena anak-anak sedang berada do kantin sehingga tidak ada yang melihat mereka. "Aw sakit, apa yang kamu lakuin?" ucap Angel yang belum menyadari jika itu Arya. "Empuk banget, apaan nih?" gumam Arya yang juga belum menyadari jika seseorang yang ia tabrak dan saat ini ia tindih adalah Angel. Akhirnya ketika Angel melihat ke arah Arya dan Arya juga baru sadar ternyata ia sedang berada di atas tubuh seorang wanita, Arya cepat-cepat bangkit dan meminta maaf karena ia tak sengaja dan terburu-buru. "Arya? kamu kenapa? kenapa nabrak, aku?" tanya Angel cukup penasaran, ia merapikan pakaiannya dan rambutnya akibat tabrakan itu. "Angel, maaf maafkan aku, aku gak sengaja aku lagi buru-buru terus tiba-tiba nabrak kamu, kamu gapapa, kan?" tanya Arya panik dan juga khawatir. Arya ingin cepat-cepat melaporkan kejadian di gudang pada guru tetapi, Angel seakan menahannya di sana dan meminta Arya menjelaskan dengan jelas tetapi, Arya nampaknya tak ingin berkata apapun karena ia takut Angel terbawa oleh masalah ini. "Buru-buru? mau kemana? ada yang penting? ayo kasih tau aku," ucap Angel penasaran. Angel baru sadar jika saat ini hidung Arya dilapisi perban dan pelipisnya agak biru. Angel curiga jika Arya sudah berkelahi dengan seseorang. "Kamu abis berantem? kok idung kamu diperban? pelipis kamu juga biru, kamu berantem? ama siapa? kamu udah ketemu Oboi? ayo bilang apa Oboi yang udah bikin kamu kayak gini?" tanya Angel cukup peduli dengan keadaan Arya, nampaknya sesuatu pernah terjadi di masa lalu sehingga Angel mengira jika itu adalah perbuatan Oboi. "Engga, aku beneran buru-buru lagian aku gak kenapa-kenapa, ada yang lebih penting dari pertemuan kita," ucap Arya nampak meninggalkan Angel. Tetapi dengan cepat Angel menarik tangan Arya sehingga ia tak mampus melanjutkan langkahnya lagi. "Kenapa? kenapa kamu sering ikut campur urusan orang lain? kamu juga sering bahayain diri kamu sendiri, bahkan kamu rela digebukin orang cuma buat lindungi orang lain. Aku tau kenapa kamu buru-buru. Itu karena kamu mau ngelakuin itu lagi, kan? kenapa kamu gak pernah kapok?" ucap Angel cukup serius. Mendengar apa yang Angel katakan membuat Arya tak bisa berpikir lagi, dan ia merasa heran kenapa Angel bisa mengatakan hal semacam itu yang bahkan ia sama sekali tidak tahu apa masalahnya. "Jangan mengatakan seolah kamu merasakannya, tidak semua yang kamu pikirkan itu sama seperti apa yang orang lain rasakan. Jangan seolah-olah kau tahu segalanya," gumam Arya yang nampak menundukkan kepalanya. "Maaf Angel, jika mau banyak bicara sepertinya ini bukan waktu yang tepat, aku buru-buru," ucap Arya melepaskan pegangan tangan Angel dan terus berlari menuju ruang guru untuk melaporkan yang terjadi. "Arya!" teriak Angel berharap Arya mau berhenti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD