Kejadian Tak Terduga

1526 Words
Mereka telah menantikan Arya yang akan menyanyi. Di ruang yang cukup sejuk itu lebih tepatnya Sofia yang sangat penasaran dengan suara Arya yang dibilang sangat merdu oleh Angel. Namun, saat Arya akan menyanyi kemudian aliran listrik yang terhubung ke sana terputus dan membuat layar besar itu mendadak mati dan keadaan menjadi sangat gelap, sedangkan Arya yang hendak menyanyi mengurungkan niatnya karena ia juga terkejut dengan keadaan itu. "Mati lampu? aaaa! gelap," suara Angel nampak terdengar jelas dan membuat ia panik. "Hei apa yang terjadi? jangan panik ini cuma mati lampu, kalian tenang dulu," ucap Arya yang mencoba untuk tetap tenang walaupun ia sedikit terganggu dengan teriakan Angel yang sangat panik. Mendengar Angel seperti itu, Sofia juga akhirnya terbawa suasana dan mulai panik sampai ia meraba-raba angin agar tak terjatuh bahkan saking paniknya ia lupa arah pintu ruangan itu. "Angel jangan teriak, aku jadi ikutan panik! aku takut kegelapan!" ucap Sofia yang juga berteriak-teriak. "Kamu di mana Sofia? kok dari tadi gak ada? Mana tangan kamu? Jangan tinggalin aku," teriak Angel yang membuat ruangan kedap suara itu menjadi berisik oleh teriakan mereka berdua. "Udah jangan teriak dong, tenang di tempat kalian biar aku bukain pintu supaya ada cahaya masuk. Kalian diem dulu di tempat masing-masing!" bentak Arya agar mereka berdua tetap tenang. "Apanya yang tenang? Aku takut gelap tau!" Suara Sofia cukup keras memerotes Arya dengan sedikit rengekan. "Bener, aku juga takut Arya ati lakuin sesuatu," ucap Angel yang melangkahkan kakinya dan tak sengaja menabrak Sofia yang ternyata ada di depannya. Dua orang itu terjatuh dengan sebuah teriakan dan entah bagaimana caranya mereka berdua menabrak Arya dan salah satu diantaranya terjatuh menubruk Arya tepat di atas dadanya sehingga posisi mereka seperti sepasang suami istri yang akan melakukan sebuah hubungan. Ketika mereka semua terjatuh kemudian keadaan menjadi cukup hening. Arya tak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun saat tubuh seorang wanita jatuh tepat di atas dadanya dan rasa empuk yang Arya rasakan semakin membuat ia tak bisa berkata-kata. Jantungnya berdebar cukup kencang serta keringat dingin mulai keluar dari dahinya. Arya yang saat ini berada di posisi cukup menguntungkan bagi laki-laki itu kemudian memikirkan siapa wanita yang ada di atasnya itu karena suasana tiba-tiba hening sehingga Arya tak bisa mendengar suara siapa yang saat ini menindih dirinya. "Ya ampun siapa yang ada di atas tubuh aku? kenapa bisa kayak gini? Angel? Sofia? Siapa diantara mereka yang ada di atas tubuh aku? Bahkan aroma tubuhnya sangat wangi jika dihirup dari jarak sedekat ini. Apa ini Angel? Sial aku lupa wangi parfum yang ia gunakan padahal sebelumnya aku pernah berada di posisi seperti ini," gumam Arya yang masih terdiam tak mampu berkata apapun. Kini kondisi itu semakin memburuk ketika hembusan napas seseorang yang berada di tubuh Arya begitu semakin dekat di dagunya. Arya semakin berdebar kali ini karena itu adalah pertama kalinya ia mengalami kejadian seperti itu. "Siapa dia? Apa yang mau dia lakukan? Aku harus gimana?" gumam Arya tak mampus berbuat apapun bahkan mengangkat tangannya saja ia tak mampu. Akhirnya sebuah ciuman singkat mendarat di bibir Arya dan orang itu langsung berdiri dan melepaskan dari kondisi itu tiba-tiba mulai terdengar lagi suara di mana kali ini Sofia berhasil membuka pintu sehingga sedikit sinar masuk ke ruangan itu dan membuat mereka bisa melihat dengan jelas sementara Angel merangkak di samping meja tak jauh dari Arya. "Hore aku berhasil membuka celah, ayo keluar dulu kayaknya ada yang terlepas kabel listriknya. Di sini emang kebiasaan kayak gitu," ucap Sofia nampak bahagia sementara Angel langsung keluar dari sana. Arya sempat melihat Angel yang merangkak ke arah meja sehingga ia menyimpulkan bahwa Angel yang telah melakukan semuanya. "Angel? Apa dia yang melakukannya? Tapi kenapa? Jika dia melakukan hal itu artinya Angel adalah wanita pertama yang mencium bibirku ya ampun apa yang sudah terjadi," gumam Arya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Hei, kamu ngapain? Kayak orang gila begitu, ayo buruan keluar di sana gelap," ucap Sofia yang berada di depan pintu. Sebenarnya walaupun Arya yakin jika yang melakukan adalah Angel tetapi ia masih penasaran kenapa Angel melakukan itu, dan ia saat ini sampai tidak fokus dengan obrolan mereka yang telah kembali di ruang tamu. "Aduh maaf ya ada kesalahan teknis, aku jadi gaenak," ucap Sofia yang duduk di sofa berhadapan dengan mereka berdua. "Iya gapapa tapi aku jadi malu karena terlalu keras teriak di sana," ucap Angel menundukkan kepalanya. "Gapapa Angel kan kedap suara jadi gak akan kedengeran ampe keluar," balas Sofia tersenyum. Arya masih melamun dan memikirkan mencoba mengingat wangi parfum wanita itu. "Itu beneran aroma wangi banget kayak stroberi tapi bukan, ya ampun aku beneran kepikiran semuanya, apa bener Angel yang ngelakuin itu semuanya? Aku beneran penasaran," gumam Arya nampak gelisah dengan kejadian yang baru saja ia alami. Sofia memperhatikan Arya kembali dan menegurnya untuk kesekian kalinya. "Arya? Aku bingung sama kamu kenapa selalu bengong? Apa kamu ada masalah? Kalo ada masalah kamu ceritain aja," ucap Sofia yang mulai terbiasa dengan sikap Arya itu. "Maaf aku emang gini, aku belum terbiasa soalnya," ucap Arya hanya bisa tersenyum. Di sana Angel yang mengedarkan pandangannya ke mana-mana terlihat fokus pada sebuah foto keluarga yang baru ia lihat di sebelah kiri lemari pajangan. Foto keluarga yang difram dengan bingkai motif bunga berwarna biru itu nampak mencolok di sana, di tambah lagi sosok lelaki yang ada di foto itu nampak menarik perhatiannya. "Itu foto keluarga juga? Kok beda sama yang ada di tembok ini?" tanya Angel penasaran. "Oh yang itu?" menunjuk ke arah foto yang terletak di sebelah lemari pajangan. Angel mengangguk dan Sofia kemudian menjelaskan sesuatu pada mereka. "Mereka adalah kakak-kakak ku yang aku sayang tetapi salah satu diantara mereka, orang yang gak ada di foto itu udah meninggal dua tahun lalu," ucap Sofia nampak tenang. "Eh? Maaf aku gak bermaksud nanya kayak gitu," ucap Angel merasa tidak enak. "Gapapa, kami juga udah ikhlas kok," ucap Sofia tersenyum. "Oh gitu ya, maaf ya Sofia," ucap Angel sekali lagi. "Bencana tsunami dua tahun lalu emang menyisakan luka mendalam di keluarga kami, saat itu kakakku sedang bertugas tetapi, dia dinyatakan gugur karena tsunami yang terjadi di kepulauan kecil seberang pulau Jawa," ucap Sofia malah melanjutkan ceritanya. "Tsunami? Apa yang kamu maksud di kepulauan seratus? Iya bener dulu beritanya viral banget sampe ayahku nyalahin pemerintah padahal bencana alam itu kan bukan urusan pemerintah tapi, aku yakin kakak kamu udah tenang di surga sana karena dia udah menjalankan tugasnya dengan baik," ucap Arya mencoba bergabung dengan obrolan mereka. Sofia menatap Arya dan membuat Arya sedikit salah tingkah bahkan ia mengira jika pertanyaannya terlalu menjurus. "Iya, bener kan waktu itu heboh banget tuh di berita. Saat itu kakak ku lagi patroli di laut, dia adalah kakak tertua kami yang bekerja di kesatuan angkatan laut," ucap Sofia. "Benar, dulu pernah terjadi tsunami di sana tapi, aku jadi ingat Lucy, apakah pulaunya tidak pernah terkena bencana itu? Atau pulau Lucy terletak cukup jauh dari lokasi bencana? Kayaknya kalo tanya-tanya bisa nambah wawasan aku," gumam Arya. Akhirnya mereka pulang setelah beberapa jam bermain di rumah Sofia, Angel ingin mengantar Arya tetapi ia mengatakan jika akan pulang jalan kaki karena jalan menuju rumahnya hanya bisa dilalui pejalan kaki. "Makasih ya udah mau main ke sini, Arya kamu pulang dianter Angel?" tanya Sofia penasaran. "Eh, enggak aku jalan kaki aja lagian ke belakang itu kan cuma bisa jalan kaki, mobil gak bisa masuk," ucap Arya melambaikan kedua tangannya. "Beneran? Emang gak deket?" tanya Angel yang juga penasaran. "Deket kok, aku sering ke pasar depan itu jalan kaki juga," ucap Arya menjelaskan. "Yaudah kalo gitu sampe ketemu besok, ya? Yaudah aku pulang duluan, ya?" ucap Angel berjalan menuju mobilnya kemudian memarkirkan mobil itu kemudian menancapkan gas pergi dari rumah Sofia. "Yaudah aku pulang ya, Sofia. Makasih udah ijinin aku main di rumah kamu, aku sebenarnya malu banget soalnya belum pernah main ke rumah cewek," ucap Arya berpamitan yang kemudian meninggalkan rumah besar itu. Sepanjang jalan menuju rumahnya Arya masih saja terbayang kejadian tadi di ruang karaoke. "Ya ampun apa yang udah aku alamin? Ini aneh banget, setelah dapet Bullyan dari Angga eh malah dapat kebahagiaan dari dua wanita cantik, mana aku bisa masuk ke rumah Sofia, bermain di kamarnya padahal kita kan sudah dewasa, hal itu akan sangat berbahaya jika aku seorang berandalan," ucap Arya terus berjalan melewati gang dan melewati banyak pedagang. Tempat Arya adalah pemukiman yang cukup padat penduduk sehingga lahan terbuka sangat jarang karena telah didirikan bangunan, hal itu juga yang membuat Arya iri pada Lucy karena tempat kelahiran Lucy masih banyak terdapat lahan terbuka yang bisa dimanfaatkan. "Ciuman tadi, ya ampun aku beneran kepikiran," ucap Arya memikirkan kejadian tadi. "Siapa diantara mereka yang melakukannya? Aku beneran gak bisa liat karena gelap banget, aku harus tau dan cari tau siapa yang melakukannya," ucap Arya hampir sampai ke rumahnya. Arya melihat handphonenya dan beberapa pesan dari Lucy masuk ke handphonenya membuat Arya tersenyum karena Lucy mencarinya. "Lucy sampai chat aku berkali-kali, ya ampun sok ganteng banget aku, ya? Ampe gak dibales-bales chat dari cewek," ucap Arya yang kemudian menjawab chat Lucy. [Maaf aku tadi sibuk banget jadi baru bisa chat kamu sekarang, aku lagi jalan pulang] "Kok aku kayak orang ke ge'eran, ya? Siapa tau Lucy cuma bete aja," ucap Arya melihat pesan-pesan yang dikirim Lucy.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD