Apakah Dia Jatuh Cinta

1149 Words
Gery telah melancarkan aksinya, kali ini ia mencoba untuk mendekati Lucy, tanpa diprediksi sebelumnya ternyata Gery memiliki banyak kemampuan untuk membuat Lucy sedikit tertarik mengobrol dengannya. Rio merasa ada yang aneh pada diri Gery sehingga ia melarang Lucy untuk dekat dengan Gery ditambah lagi perasaan Rio yang sulit disembunyikan membuat ia sedikit cemburu pada orang yang sedang mendekati Lucy saat ini. "Setelah pulang sekolah kayaknya aku mau ke pantai dulu bantu ayah narik ikan, deh. Kamu bisa pulang sendiri?" tanya Rio yang nampaknya cukup khawatir membiarkan Lucy pulang sendirian. "Kamu kenapa? ya gapapa kali, emang kenapa kalo aku pulang sendiri? lucu kamu deh hehehe," ucap Lucy yang nampaknya cukup keheranan dengan sikap overprotektif Rio padahal dia tak melakukan apapun. "Ya gapapa, sih. Rugi aja sehari gak bareng kamu pulangnya," ucap Rio membuang pandangannya. "Hah? apaan? kamu ngomong apaan, sih?" tanya Lucy yang nampaknya ia tak memperhatikan dan tidak terlalu mendengar ucapan Rio karena ia sedang fokus pada handphonenya. "Engga, aku ga ngomong apa-apa," ucap Rio nampak ekspresi wajah lesu karena ia sadar Lucy tak memperhatikan ucapannya. "Kira-kira kalo orang lagi suka ama orang lain itu tandanya apaan, sih? kamu tau gak? kan, kamu sering tuh dideketin ama cewek-cewek, rasanya gimana?" tanya Lucy yang mendadak menanyakan hal semacam itu pada Rio yang membuat ia sedikit terkejut. "Eh kenapa kamu nanyain itu? emang siapa yang lagi suka ama orang? lagian aku ga deket ama cewek, kok. Kan aku sering sama kamu," ucap Rio nampak penasaran tetapi, ia tak ingin terlalu ikut campur. "Apaan, mau aku sebutin? lagian emang kamu gak pernah suka ama cewek, ya? padahal yang deketin kamu kan banyak," ucap Lucy yang masih fokus dengan handphonenya. "Apaan deh si Lucy, padahal dia tau kalo aku itu sukanya sama dia, kenapa dia malah nanyain cewek lain? terus, apa dia pura-pura polos apa gimana? jelas-jelas dia udah nolak aku dua kali, bisa-bisanya dia bilang aku gak pernah suka sama cewek," gumam Rio yang sedikit kesal dengan semua pertanyaan dari Lucy itu. "Kamu kenapa, sih? lagi kemasukan jin apa? kok tumben tiba-tiba nanya kayak gitu? kamu lagi suka ama orang lain, ya? ayo bilang kamu suka sama siapa?" tanya Rio yang membuat Lucy menjadi salah tingkah mendapatkan pertanyaan itu. "Eh? Enggak-enggak, apaan sih kamu, enggak loh," ucap Lucy dengan ekspresi wajah yang mulai memerah tanda jika ia sedang berbohong. "Ya ampun, padahal ekspresi wajah kamu sulit menipuku loh, bisa-bisanya bilang enggak," ucap Rio yang hapal betul dengan semua ekspresi yang sering Lucy tampilkan. Bel pulang sekolah telah berbunyi, ini waktunya Lucy keluar dari pertanyaan jebakan Rio yang membuat ia malah salah tingkah. Lucy bergegas pulang karena Rio saat ini akan pulang sendiri pergi ke pantai untuk membantu ayahnya. "Nah, tuh suara bel pulang, ayo pulang Rio nanti kamu dicari ayah kamu," ucap Lucy mulai membereskan semua peralatan sekolahnya untuk bergegas pulang ke rumah. "Ya ampun padahal aku belum selesai loh. Apa dia benar-benar sedang menyukai seseorang, ya? siapa ya kira-kira cowok yang bisa disukai ama Lucy?" gumam Rio sedikit penasaran dengan sosok lelaki yang dapat membuat Lucy menyukainya. "Aduh, untung aja udah bel pulang. Bisa gawat kalo Rio curiga, padahal aku cuma mau tau aja gimana sih ciri-ciri laki-laki yang lagi suka sama cewek tapi, dia malah mau nyerang balik dengan pertanyaan yang bikin aku bingung," ucap Lucy yang nampaknya saat ini seseorang sedang memperhatikannya. Benar saja, seseorang menghampiri dirinya yang ternyata itu adalah Gery kapten tim basket sekolah yang sebelumnya bertaruh untuk mendapatkan Lucy. Ini sudah tiga hari semenjak pertaruhan itu dimulai, dan sepertinya Gery juga telah berkenalan dengan Lucy sebelumnya. Benar, siang itu Gery langsung mendekati Lucy dan meminta nomor handphonenya walaupun Lucy tak memberikan nomornya dan nampaknya Gery tipikal orang yang keras kepala karena siang ini ia masih berusaha untuk mendekati Lucy. "Lucy! apa kamu sendirian? temen mu mana?" tanya Gery yang tiba-tiba berada di sebelah Lucy dan bermaksud mendekati Lucy siang itu. "Gery? oh Rio? dia ijin ke pantai mau bantu ayahnya, kamu mau ngapain?" tanya Lucy yang nampaknya pura-pura tidak mengerti maksud kedatangan Gery itu. "Kamu ada waktu, gak? kalo ada waktu mau temenin aku ke pantai, ga?" tanya Gery dengan senyum manisnya itu. "Gery kan orang yang banyak mantan pacarnya, kalo aku tanya-tanya soal hubungan ke dia mungkin sedikit nyambung. Kesempatan dong! oke aku terima aja deh ajakan dia, lagian juga dia kan kapten tim basket juga jadi gapapa kali ya sekali-kali tanya ke dia," gumam Lucy yang nampak tersenyum melihat Gery yang membuat Gery salah tingkah kegirangan melihatnya. "Yaudah nanti janjian aja ya di taman patung kuda yang ada di sekitar pantai, aku juga mau siap-siap dulu, kan," ucap Lucy tersenyum yang membuat Gery semakin kegirangan. "Kamu mau? beneran, nih? yes, oke baik-baik aku nanti nunggu di sana ya," ucap Gery terlihat sangat bahagia dan antusias, dia pun pamit pada Lucy untuk bergegas pulang ke rumahnya sekaligus mempersiapkan diri untuk nanti. Rupanya Rio melihat peristiwa itu dan menganggap jika Gery adalah laki-laki yang disukai oleh Lucy walaupun pada kenyataannya Lucy hanya ingin bertanya seputar hubungan asmara seseorang. "Jadi, Gery? ya ampun kalo orang itu yang bikin Lucy jatuh hati sih aku gak terlalu heran tapi, Gery kan playboy? gaboleh nih, aku harus kasih tau Lusy biar dia hati-hati sama Gery," ucap Rio yang juga bergegas pulang setelah melihat kejadian barusan. Sesampainya di rumah, Lucy merebahkan dirinya di kasur. Siang itu rumah sedang sepi karena ayah ibunya sedang bekerja di pantai, Lucy biasanya membantu ibunya tetapi, ayahnya selalu melarang jika ada Lucy di sana sehingga posisi Lucy sebenarnya selalu serba salah di mata ayahnya yang sebenarnya memang bukan ayah kandungnya itu. "Berita apa yang lagi viral, ya?" ucap Lucy melihat handphonenya seketika ia tak sengaja melihat sebuah video berita tentang anak perempuan yang memenangkan olimpiade fisika nasional tahun ini. Berita itu menyoroti sebuah sekolah elit swasta yang memenangkan olimpiade tersebut dengan peraih medali seorang perempuan bernama Sofia Vergara. "Wah, anak perempuan ini udah cantik pinter lagi, kok bisa ya juara olimpiade Nasional? gimana caranya punya otak seencer itu? tapi nama sekolahnya kok gak asing, ya? apa di kota besar semua seragam selalu memiliki motif yang sama walaupun itu swasta?" ucap Lucy nampak kagum pada seorang perempuan yang baru saja memenangkan olimpiade Nasional. Sebuah pesan dari Arya membuat Lusy beralih dan langsung membaca pesan itu. [Hari yang cukup buruk, aku hari ini harus ngajarin biologi buat anak-anak kelas sepuluh tapi, suasananya gak enak banget] "Wah, Arya ngajarin buat olimpiade? wah dia pinter juga ternyata. Eh apa dia tau, ya orang yang juara olimpiade barusan?" tanya Lucy nampak penasaran dan kagum pada Arya karena barusan Arya mengatakan sesuatu yang keren terhadapnya. [Wah keren, kamu ngajarin olimpiade? tapi bukannya olimpiade baru aja selesai, ya? barusan aku liat beritanya di internet juara olimpiade Nasional fisika seorang perempuan loh, dia cantik banget pasti kamu suka kalo kamu liat orangnya] "Nah aku balas gini kira-kira dia bakal balas apa, ya?" ucap Lucy tersenyum dan tidak sabar ingin melihat balasan pesan dari Arya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD